Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Program Hamil dengan Inseminasi, Seperti Apa Ya?

Simak pengalaman salah satu mommy yang menjalani program hamil dengan inseminasi.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak cara untuk hamil bagi pasutri yang mengalami gangguan kesuburan namun telah merindukan hadirnya buah hati. Mulai dari program hamil alami hingga yang memerlukan bantuan teknologi seperti inseminasi. Bagi Anda yang tengah berpikir untuk mencoba program hamil, bisa simak kisah Mommy Aurelia Melisa menjalani program inseminasi, seperti telah dimuat pada Babyologist.

Kami memulai program hamil di Bunda International Clinic (BIC) Menteng pada bulan Mei 2016. Di bulan kedua promil, saya mengetahui bahwa saya memiliki sindrom PCOS yang menyebabkan sel telur saya sulit membesar sehingga tidak mencapai ukuran optimal untuk dibuahi sperma. Hasil pemeriksaan sperma suami saya juga menunjukkan hasil Asthenoteratozoospermia (bentuk sperma yang normal sedikit dan gerakan sperma yang kurang cepat). Selama 5 bulan pertama kami mencoba cara alami untuk hamil yaitu berhubungan badan di masa-masa subur. Saya diberikan obat penyubur sel telur (Dipthen) dan suami saya diberikan vitamin Torex untuk kualitas sperma.

Akan tetapi Tuhan belum mengijinkan sehingga dalam 5 bulan pertama, kami masih belum berhasil memiliki anak. Di bulan keenam promil, dokter menyarankan kami melakukan inseminasi. Apa itu inseminasi?

Inseminasi adalah suatu teknologi untuk mendapatkan kehamilan dengan cara menyemprotkan sperma yang sudah diseleksi ke dalam rongga rahim. Pada inseminasi, proses pertemuan antara sperma dan sel telur tetap terjadi di dalam tubuh ibu sehingga sering kali disebut pembuahan semi alami. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Persiapan sebelum inseminasi

Apa saja persiapan sebelum melakukan inseminasi?

1. Sel telur wanita harus matang dan mencapai ukuran optimal saat masa subur.

Oleh dokter saya diresepkan Dipthen untuk merangsang perkembangan sel telur, diminum selama 5 hari berturut-turut bersama dengan vitamin asam folat (Ovacare). Setelah konsumsi Dipthen selama 5 hari, USG akan dilakukan kembali oleh dokter untuk melihat ukuran sel telur. Apabila ada 1 atau lebih sel telur yang mencapai ukuran optimal (18-24 mm), maka inseminasi dapat dilakukan.

Sayangnya, setelah 5 hari konsumsi Dipthen tidak 1 pun sel telur saya mencapai ukuran optimal. Dokter memberikan obat suntikan (Gonal F75) untuk mempercepat pertumbuhan sel telur. Gonal F75 ini disuntikkan di bagian perut (2 ruas jari di bawah pusar) selama 4 hari berturut-turut, di jam yang sama. Mom bisa melakukan suntik Gonal F75 di rumah atau di RS.

Dosis suntikan Gonal F75 berbeda-beda untuk setiap orang ya mom. Saya sendiri membutuhkan 6x suntik Gonal F75. Tapi ada juga pasien lain yang cukup hanya menggunakan obat minum/sedikit dosis suntikan Gonal F75.

2. Sel sperma harus memiliki kualitas yang baik (jumlah cukup, gerakan cepat, dan morfologi sperma baik).

Test sperma ini dilakukan di laboratorium dan syaratnya tidak boleh hubungan badan selama 5 hari sebelum ya mom. Test dilakukan dengan proses masturbasi dan akan dilakukan pemeriksaan tentang volume, gerakan, dan morfologi sperma.

3 dari 4 halaman

4 Macam Kelainan Sperma

Ada 4 macam kelainan pada sel sperma secara umum :

Azoosperma : kondisi medis dimana tidak ditemukan sperma pada semen

Oligozoosperma : cairan sperma hanya mengandung sedikit sel sperma (di bawah 20 juta sperma/ml)

Asthenozoosperma : gerakan sperma yang kurang cepat

Teratozoosperma : morfologi/bentuk sperma yang tidak sempurna3. Saluran telur wanita tidak memiliki sumbatan.

Sebelum proses inseminasi saya diminta untuk melakukan test HSG (Hystero Salpingo Graphy). Tes ini berguna untuk mencari tahu apakah ada sumbatan dalam saluran telur yang mencegah pembuahan antara sel telur dan sperma.

Biaya HSG sendiri di RS Bunda sekitar 1 juta rupiah. HSG dilakukan dengan menyemprotkan cairan kontras ke dalam rahim. Setelah cairan kontras masuk, dokter radiologi akan melihat apakah cairan tersebut bisa mengalir dengan baik ke saluran kiri dan kanan. Apabila tidak ada sumbatan, maka memungkinkan terjadinya pembuahan. 

Efek samping HSG berbeda-beda untuk setiap orang ya mom. Bagi saya sendiri HSG tidak terlalu menyakitkan, hanya saja proses pemasangan moncong bebek dan kateter memang tidak nyaman. Tapi setelah kateter terpasang dan proses masuk cairan kontras tidak menyebabkan nyeri. Akan tetapi bagi orang lain, HSG kadang menyebabkan nyeri seperti menstruasi. Tenang mom, nyeri biasanya hanya bertahan selama 1 hari dan apabila diperlukan dokter radiologi bisa memberikan obat penahan sakit.

Setelah ketiga kriteria tersebut terpenuhi, dokter akan memberikan suntikan pemecah sel telur (Ovidrel). Suntikan ovidrel ini harus dilakukan kurang dari 24 jam sebelum inseminasi, karena dalam waktu 24 jam sel telur akan pecah dan siap untuk dibuahi oleh sel sperma.

4 dari 4 halaman

Berapa biayanya?

Berapa biaya untuk persiapan inseminasi?

- Dipthen (5 tablet untuk konsumsi 5 hari sekitar Rp 130,000)

- Ovacare (30 tablet untuk konsumsi 1 bulan sekitar Rp 150,000)

- Torex (90 tablet untuk konsumsi 1 bulan sekitar Rp 900,000)

- Suntikan Gonal F75 (Rp 750,000 untuk 1x suntikan)

- Suntikan Ovidrel (sekitar Rp 800,000)

- Test HSG (sekitar Rp 1,200,000)

- Test sperma (sekitar Rp 200,000)

Semoga bermanfaat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.