Sukses

Operasi Pemisahan Kembar Siam Asal Subang Ditunda Hingga Usia 4 Tahun

Tindakan operasi pemisahan akan dilakukan saat usia kedua kembar siam asal Subang telah mencapai 4 tahun.

Liputan6.com, Bandung Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung memutuskan menunda tindakan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet di bawah perut asal Subang, Jawa Barat. Tindakan tersebut akan dilakukan saat usia keduanya telah mencapai 4 tahun. Alasannya karena diagnosis pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke organ - organ pencernaan (vakularisasi) terutama dengan organ-organ dalam sistem kemih (urin) dan reproduksi masih belum jelas.

Ketua tim dokter penanganan bayi kembar siam dempet di bawah perut asal Subang, Jawa Barat, RSHS Bandung, Sjarief Hidajat, berharap pemeriksaan organ dalam tubuh menggunakan pencitraan dengan Computerized Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada saat bayi kembar siam usia 4 tahun dapat terlihat jelas, terutama untuk ginjal. Alasan lainnya, diketahui juga terdapat beberapa kendala terkait tulang.

"Yang masih menjadi masalah adalah tulang panggul yang hanya satu dan kemudian tulang punggung juga karena ada dalam posisi kandungan sedemikian rupa, sehingga terjadi ada sedikit tidak lurus," kata Sjarief Hidajat di RSHS, Jalan Pasteur, Bandung, Jumat, 27 April 2018 lalu.

Sjarief mengatakan, pemeriksaan organ-organ tubuh bayi kembar siam asal Subang yang belum terlihat jelas itu akan kembali dilakukan ketika nanti usia mereka mencapai usai 4 tahun. Saat ini kata Sjarief, perawatan medis yang diberikan berupa stimulasi tumbuh kembang terhadap bayi kembar siam dempet di bawah perut yang lahir normal itu. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Kembar Siam

Salah satu stimulasi tumbuh kembang yang dilakukan oleh tim dokter kepada bayi kembar siam dempet di bawah perut adalah pembuatan kotak penghangat sebagai pengganti penggunaan inkubator. Dalam waktu dekat ini, RSHS Bandung juga memberi dukungan psikologis kepada orangtua bayi kembar siam dempet bawah perut.

"Bayangkan kita kedepan jika harus dipisahkan harus ada dukungan psikologis yang sangat kuat sekali apakah harus dipisahkan karena kemungkinan salah satunya akan berkelamin perempuan atau dibiarkan seperti ini," ujar Sjarief.

RSHS merawat bayi kembar siam yang mengalami dempet dibawah perut asal Karanganyar Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bayi kembar siam ini memiliki satu rektum dan kelamin itu tiba di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Hasan Sadikin (IGD RSHS) hari Jumat, 13 April 2018, pukul 01.41 WIB. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.