Sukses

Berat Badan Turun Malah Bikin Rambut Rontok, Kok Bisa?

Apakah benar ada hubungan antara menurunkan berat badan dengan kerontokan rambut? Kalau ada, kenapa hal itu bisa terjadi?

Liputan6.com, Jakarta Mungkin Anda gembira ketika mengetahui berat badan sudah turun. Namun, ketika melihat ternyata rambut rontok, cemas mungkin mulai melanda. Apakah kedua hal itu berhubungan?

"Kami tahu bahwa secara klinis dan anekdot, rambut rontok dikaitkan dengan penurunan berat badan yang cepat atau penurunan berat badan yang berhubungan dengan stres," kata spesialis pemulihan rambut, ahli bedah, Ken L. Williams seperti dilansir dari Woman's Health pada Jumat (27/4/2018). Sehingga, hal ini benar-benar normal.

Namun, menurut Beth Warren, pendiri Beth Warren Nutrition dan penulis Living a Real Life with Real Food, ada kemungkinan semakin turun berat badan Anda, makin besar kemungkinan rambut rontok.

Hal ini sesungguhnya terkait dengan nutrisi. Menurut Fatima Cody Stanford, dokter obat kegemukan di Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat, orang sering tidak mengonsumsi cukup protein saat mereka menurunkan berat badan.

Ketika Anda tidak cukup protein, tubuh harus memutuskan mana bagian yang harus diberikan zat tersebut. Karena badan merasa tubuh tidak penting bagi kelangsungan hidup, maka dia menjadi yang dibuang. Hal itulah yang membuatnya rontok.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengonsumsi Zinc

Kabar baiknya, jika Anda berhenti menurunkan berat badan, kerontokan rambut juga akan hilang dengan sendirinya.

Sehingga, perhatikan berapa banyak protein yang Anda asup ketika sedang menurunkan berat badan. Hal ini berguna untuk mencegah kerontokan rambut atau paling tidak meminimalisirnya.

Zinc juga menurut Stanford baik untuk dimasukkan dalam diet Anda. Ini adalah mineral untuk pertumbuhan rambut, kulit, dan kuku.

Untuk mendapatkan zinc Anda bisa mengonsumsi buah-buahany seperti alpukat dan ara, sayuran seperti brokoli dan bayam, protein hewani seperti telur dan daging sapi tanpa lemak, serta mengonsumsi suplemen untuk melengkapinya. Untuk yang terakhir, konsultasikan ke dokter apakah harus dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.