Sukses

Reuni Dokter Kecil yang Mengesankan

Inilah kisahku saat berjumpa teman-teman pemenang Dokter Kecil Award dari berbagai generasi

 

Liputan6.com, Jakarta Mendapat juara 2 di ajang Dokter Kecil Awards tahun 2012 lalu, merupakan suatu kebanggaan bagi apalagi saya merupakan dokcil NTB (Nusa Tenggara Barat) pertama yang mendapatkan juara Dokter Kecil Award tingkat nasional.

Jujur dalam lubuk hati terdalam, sempat terbersit dalam benak sebuah pertanyaan, apa yang akan terjadi jika suatu saat diadakan acara reuni untuk seluruh alumni Dokter Kecil Awards? Dimana kami yang semula berkompetisi akan dipertemukan menjadi sebuah keluarga.

Rupanya harapan itu datang. Saat itu, sekitar 3 minggu sebelum kegiatan ini. Saya mendapat DM (direct messenger) di Instagram dari seseorang dokter yang saat ini menjadi dokter favorit kami, yakni Dokter Maizan.

Ia berucap bahwa akan diadakan acara Reuni Akbar Dokter Kecil Indonesia pada 17-20 April 2018. Masya Allah, entah saya lagi beruntung atau apa. Setelah mendapat berita tersebut, saya langsung menghubungi mama untuk menginformasikan hal ini. Dan beliau mengizinkan.

Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu pun berjalan. Dan akhirnya tiba pula pada hari Selasa, tanggal 17 April. Hari yang sangat saya tunggu-tunggu.

Sebelum fajar tiba, saya sudah siap dengan koper dan tas backpack kesayangan. Tak lupa salam serta pelukan hangat dari mama, juga secangkir susu hangat menemani perjalanan menuju Bandara. Mama terus berucap hati-hati, dan terlihat berat membiarkan saya pergi sendiri, karena pada Jumat sebelumnya baru saja mengalami kecelakaan.

Walaupun dengan keadaan tangan luka dan kaki lebam, tidak menghalangi saya untuk hadir di kegiatan ini. Tepat pada pukul 08.00 WIB saya tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Dengan jalanan kota Jakarta yang diguyur hujan, dan setelah sekian kali saya singgah di Jakarta, saya masih berdecak heran dengan keadaan lalu lintas Jakarta yang Masya Allah luar biasa macetnya.

Kami berkumpul di Markas PB IDI. Dan tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata rasa senang saya. Akhirnya bertemu dengan Yumni Aisyi, atau yang biasa saya panggil Aisyi, pemenang Dokter Kecil Awards 2012, serta teman dekat saat lomba dahulu. Ia tidak banyak berubah, hanya lebih tinggi dari sebelumnyaa.

Setelah acara di PB IDI selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju Camp Hulu Cai, Ciawi, Bogor. Tempat kami akan berkegiatan selama 4 hari 3 malam. Setiba di sana, kami mendapatkan welcoming speech dari panitia dan kakak PMI. Kemudian, malamnya dengan menggunakan pakaian khas daerah masing-masing, kami mengikuti acara pembukaan yang dihadiri oleh para dokter dari PB IDI.

Hingga detik ini, saya masih mengingat dengan jelas beberapa orang yang melontarkan pertanyaan yang bisa dibilang membuat saya tersenyum dan tertawa, salah satunya ialah Apakah di NTB terdapat air bersih atau tidak. Jujur, setelah mendengar pertanyaan tersebut, saya reflek tertawa dan menjawab Alhamdulillah NTB masih memiliki air bersih yang cukup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Live In

Pada hari kedua, kami para alumni Dokter Kecil Awards mendapat pembekalan dari para dokter profesional dari Ikatan Dokter Indonesia, pelatihan menulis, berkomunikasi dan kepemimpinan. Sungguh, pembekalan terbaik selama hidup saya. Dengan sabar, para pembicara menjawab pertanyaan kami yang dapat dibilang tidak sedikit, dan menjelaskan secara mendetail sampai kami paham.

Kami juga mendapat pembekalan untuk persiapan kegiatan Hari Bakti yang diisi dengan live in, penyuluhan dan, penenaman pohon. Tepat setelah shalat maghrib, kami melakukan perjalanan ke Desa tempat dilaksanakannya Hari Bakti. Sesampai di sana, kami mendapatkan orang tua angkat. Saya bersama Averil, alumni tahun 2015 menjadi anak angkat keluarga Pak Subari, dan mama angkat saya cantik sekali. Serius! cantik sekali.

Malam tiba dan kami pun istirahat usai curhat. Entah mengapa, walau baru 3 hari bersama, saya sudah merasa dan menganggap Averil sebagai adik saya sendiri. Terutama, Kak Dini yang merupakan alumni 2011. Saya benar-benar bersyukur memiliki adik dan kakak seperti mereka berdua.

Pagi hari kami terbangun. Usai senam pagi, kami siap-siap memberi penyuluhan di SDN 03 Cibedug. Sungguh, benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan, melihat bagaimana wajah bahagia teman-teman ketika mendapat hadiah dari kegiatan kami.

Penyuluhan usai, kami mulai menanam pohon. Kembali ke rumah orang tua angkat untuk berpamitan dan pulang ke Camp. Sesampai di Camp, sekitar pukul 13.00 WIB. Kami diberi waktu beristirahat sampai pukul 16.00 WIB.

Tanpa mengganti pakaian, dengan semangat 45 kami mengikuti kegiatan outbound pada saat itu. Dimulai dari flying fox, hingga rafting.

Malamnya, merupakan malam penutupan. Sungguh, terasa berat bagi kami untuk berpisah. Tak lupa, kami memberikan persembahan bagi para dokter dan kakak-kakak dari PMI.

Malam itu pula dipilihlah ketua Ikatan Alumni Dokter Kecil Indonesia. Dan, terpilihlah Ghifari, alumni dokter kecil tahun 2011. Sungguh, ini merupakan kegiatan yang tidak akan pernah dapat kami lupakan.

Entah 5 atau 10 tahun lagi kami akan berjumpa, kenangan selama 4 hari ini tidak akan kami lupakan. Salam rindu, dan salam sehat. Farah Avinda Tasha, alumni 2012.

Penulis : Farah Avinda, Kelas 11 PC SMA 3, Mataram, Lombok, NTB

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.