Sukses

Terungkap, Orang dengan Pola Makan Sehat Buang Lebih Banyak Makanan

Sebuah studi mengungkap, pola makan sehat yang bisa jadi berdampak buruk bagi lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Pola makan sehat adalah salah satu kunci mendapatkan tubuh sehat dan bugar. Tapi, sebuah studi mengungkap, pola makan sehat yang bisa jadi berdampak buruk bagi lingkungan.

Studi baru tersebut menunjukkan, setiap orang Amerika setidaknya membuang hampir satu pound (sekitar 0,45 kg) makanan setiap hari. Dan mereka yang menganut diet kualitas tinggilah yang paling sering membuang makanan.

Melansir laman New York Post, Senin (23/4/2018), riset yang dirilis oleh USDA, University of Vermont, dan University of New Hampshire itu mengungkap, sepanjang 2007 hingga 2014, orang membuang hampir 150 ribu ton makanan per hari. Jumlah tersebut kurang lebih setara dengan 30 persen rata-rata kalori per hari yang dikonsumsi seluruh warga AS.

Sampah makanan tersebut dimasukkan ke dalam 22 kategori berbeda oleh para peneliti. Dari kategori tersebut diketahui, buah-buahan, sayuran, serta campuran antara buah dan sayur adalah makanan yang paling banyak terbuang. Sampah buah dan sayur itu mendominasi 39 persen dari total sampah keseluruhan. Peringkat berikutnya ada sampah produk susu sebanyak 17 persen, serta daging dan sajian campuran daging 14 persen.

Rekan penulis penelitian Meredith Niles dari University of Vermont mengatakan, diet kualitas tinggi cenderung mengonsumsi banyak buah dan sayuran. Tak heran jika kuantitas sampah buah dan sayuran pun lebih besar.

"Makan sehat memang penting dan membawa banyak manfaat. Tapi ketika kita menjalani pola makan ini, kita juga perlu berpikir lebih sadar akan limbah makanan," ujar asisten profesor itu. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak bagi lingkungan

Para peneliti berharap, orang benar-benar mempertimbangkan dampak yang mereka timbulkan bagi lingkungan sebelum membuang sisa makanan.

"Limbah makanan adalah isu yang berkembang di berbagai tingkatan berbeda. Melihat masalah ini secara menyeluruh akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya menemukan cara berkelanjutan agar bisa mencukupi kebutuhan pangan dari populasi dunia yang semakin berkembang," ujar peneliti utama Zach Conrad.

Guna menguatkan hasil riset mereka, para peneliti menggunakan data sampah makanan yang tersedia dan mengkalkulasi jumlah lahan pertanian yang digunakan untuk memproduksi limbah makanan dengan menggunakan simulasi modeling biofisikal.

Mereka lalu memperkirakan jumlah input pertanian yang diperlukan untuk memproduksi makanan yang tak termakan, termasuk pengairan, pestisida, serta pupuk penyubur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.