Sukses

Mendikbud Sebut UNBK Tak Rugikan Siswa dengan Soal Sulit

Viral curhatan para siswa terkait soal-soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dianggap sulit tak hanya mendapat tanggapan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tetapi juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Liputan6.com, Jakarta Viral curhatan para siswa terkait soal-soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dianggap sulit tak hanya mendapat tanggapan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tetapi juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Muhadjir menegaskan, penyelenggaraan UNBK tidak merugikan siswa sekolah karena soal-soal ujian yang sulit.

"Tidak ada. Merugikan apa? Kalau ujian itu sulit, ya itu pasti. Ya kalau (gampang) itu tidak ada ujian. Tidak ada yang rugi. Kok tahu rugi, apanya yang rugi. Tidak ada," kata Muhadjir setelah meresmikan pengurus baru Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) di Jakarta, Selasa (17/4/2018), melansir Antara.

Pelaksanaan UNBK tingkat sekolah menengah atas (SMA) mendapatkan keluhan dari sejumlah siswa karena soal-soalnya dianggap terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi yang disampaikan dalam pelajaran di sekolah.

KPAI menilai Kemendikbud telah melakukan pelanggaran hak anak karena soal ujian yang diberikan terlampau sulit dan tidak bisa dikerjakan.

"Menguji anak-anak dengan soal yang materi dan jenis soalnya tidak pernah diajarkan adalah penyalahgunaan dalam pendidikan, tepatnya dalam evaluasi," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti di Jakarta, Selasa. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Hanya Matematika yang Jadi Lebih Sulit

Sebelumnya, Muhadjir mengatakan, secara keseluruhan, masalah yang biasa terjadi selama ujian nasional adalah terkait gangguan listrik dan persoalan ketersambungan jaringan selama ujian berlangsung.

"Pertama itu masalah listrik, yang kedua masalah jaringan. Dan sekarang ini sudah kami minimalisasi efek negatif dari faktor-faktor itu. Sudah kami hitung kemungkinan-kemungkinan (masalah) itu akan terjadi," kata Muhadjir.

Keluhan soal Matematika, terutama Matematika IPS tersebut terkait dengan jumlah dan cakupan materi tidak sesuai kisi-kisi, tidak sesuai dengan cakupan materi di simulasi UN dan uji coba UN, dan tidak sesuai kaidah penyusunan soal yang baik.

Terkait hal itu, Muhadjir mengatakan bahwa tidak hanya matematika yang tingkatan soalnya dipersulit dalam UNBK tahun ini.

"Sebetulnya bukan hanya matematika, saya kira semua soal untuk UN tahun ini kita tingkatkan tingkat kesulitannya. Kita mulai menerapkan standar internasional baik itu untuk matematika, literasi, maupun untuk IPA," jelasnya.

Peningkatan standar yang dimaksud Muhadjir adalah penerapan metode "higher order thinking skill" atau HOTS, dengan mendorong siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.