Sukses

Saat Menghukum Anak Jangan Rekam di Media Sosial, Kenali Dampaknya

Banyaknya orangtua yang merekam anak mereka yang sedang menjalani hukuman, rentan menimbulkan rasa malu dan amarah yang berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta Hukuman orangtua pada anak yang disiarkan secara daring memicu kontroversi. Keberadaan lebih dari 30 ribu video semacam ini memicu perdebatan tentang taktik pendisiplinan pada anak.

Beberapa orang menganggap bahwa video semacam ini merupakan bentuk ekstrem dari "cinta yang kuat". Namun, tren ini menyebabkan konsekuensi yang buruk.

Dilansir dari New York Post, Selasa (10/4/2018), sebagian besar orangtua percaya metode ekstrem ini merupakan usaha terakhir mereka untuk melatih kedisiplinan pada anak.

Namun, para ahli mengatakan bahwa hal itu menimbulkan kerugian dalam jangka panjang, ketimbang memberikan sesuatu yang baik.

"Anak-anak memberikan tantangan. Namun kita adalah orang dewasa. Kitalah yang bertanggung jawab. Jika terpaksa mempermalukan anak, itu berarti Anda telah kalah dalam pertarungan," kata pelatih parenting, Sue Atkins.

Menurutnya, rasa malu yang hadir dalam diri anak tersebut hanya mengarahkannya pada rasa marah, yang mungkin dikeluarkannya suatu saat nanti.

"Mempermalukan anak secara pribadi maupun publik sangat kasar secara emosional. Hal itu menyebabkan anak muda tumbuh menjadi orang dewasa yang menderita, karena mereka meragukan diri sendiri," kata Dr Karyl McBride, penulis Will I Ever Be Good Enough? Healing the Daughters of Narcissistic Mothers.

"Ini menyebabkan ketakutan dan kecemasan tidak akan hilang. Anak-anak menghormati mereka yang juga menghormatinya, dengan perasaan yang lembut. Jika Anda ingin anak menjadi orang yang baik hati, pengasih, dan mampu memberikan empati dalam hubungan, berikan itu pada mereka terlebih dahulu," ucap McBride.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mempermalukan Anak di Video

Beberapa kasus perekaman proses hukuman pada anak bahkan mengarah pada tindak pidana.

Jessica Beagley misalnya. Dia memaksa putranya meminum saus pedas karena berbohong. Selain itu, dia meneriakinya sambil memaksanya mandi air dingin.

Wanita itu mengatakan, hukuman yang lebih tradisional tidak berhasil pada putranya.

Kasus ini membuatnya terkena tuduhan kekerasan pada anak yang membawanya ke meja hijau. Dia terpaksa ditahan dan denda sebesar 2.500 dolar.

Salah satu contoh lain adalah sebuah video mengenai sepasang orangtua yang marah sambil mencukur rambut anak-anak mereka karena dianggap berbuat buruk dan memukul perempuan di sekolah.

Sementara rekaman lain menunjukkan seorang ibu membelikan putranya Playstation untuk Natal, hanya untuk memberitahunya bahwa benda itu akan dikembalikan langsung ke toko.

Tren ini menimbulkan pertanyaan mengapa orang melakukan ini, dan mengapa masih ada yang menontonnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.