Sukses

Waspadai Tanda Penyakit pada Bayi Lewat Cegukan

Sejak di dalam kandungan, bayi sudah mengalami cegukan. Tapi, bagaimana jika setelah lahir bayi terus cegukan?

Liputan6.com, Jakarta Sejak trimester kedua, janin bisa cegukan karena menelan air ketuban. Tapi bagaimana bila setelah lahir, bayi terus cegukan?

Tak perlu khawatir dulu, cegukan merupakan kebiasaan umum yang kerap terjadi pada si Kecil. Untuk itu, ada beberapa penyebab cegukan yang perlu Anda ketahui, seperti dilansir Momjunction, Kamis (5/4/2018) berikut ini:

1. Refluks gastroesofagus

Refluks gastroesofagus (RGE) merupakan fenomena fisiologis yang dapat terjadi pada setiap bayi dan anak. Pada bayi, gejala yang sering terjadi seperti muntah, tidur tidak nyaman, menolak makan, dan gagal tumbuh. Sedangkan cegukan yang muncul disebabkan oleh aliran balik makanan dan asam yang memicu sel-sel saraf hingga menyebabkan flutter (kontraksi otot jantung) di diafragma.

2. Overfeeding

Terlalu banyak memberi makan bayi Anda, bahkan ASI, dapat menyebabkan perut membengkak dan melebarkan diafragma hingga pada akhirnya cegukan.

3. Menelan banyak udara

Terutama pada bayi yang minum susu dari botol, dia akan berisiko overfeeding. Hal ini sering membuat bayi menjadi cegukan dan rewel.

4. Alergi

Alergi terhadap protein tertentu yang ditemukan dalam susu formula atau bahkan dalam ASI dapat menyebabkan radang esofagus, yang disebut Eosinophilic Esophagitis. Sebagai reaksi terhadap kondisi tersebut, diafragma sering menyebabkan cegukan. Dalam beberapa kasus, alergi bisa dipicu oleh perubahan komposisi ASI karena makanan tertentu yang dikonsumsi oleh ibu.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

5. Asma

Jika bayi Anda menderita asma, saluran bronkial paru-parunya mengalami peradangan sehingga membatasi aliran udara ke paru-paru. Hal ini menyebabkan mengi karena kurangnya napas dan berujung pada cegukan.

6. Airborne irritants

Bayi memiliki sistem pernapasan yang sensitif, dan setiap udara yang kotor seperti asap, polusi atau aroma yang kuat dapat memicu batuk. Batuk berulang memberi tekanan pada diafragma dan cegukan.

7. Penurunan suhu

Terkadang penurunan suhu dapat menyebabkan otot bayi berkontraksi. Hal ini dapat menyebabkan kontraksi diafragma, membuat bayi cegukan.

Jangan panik jika tiba-tiba bayi Anda mengalami cegukan. Waspada, dan analisis alasannya, karena itu membantu Anda fokus untuk menghentikan cegukan.

3 dari 3 halaman

Bagaimana Mencegah Cegukan pada Bayi?

Menurut dokter anak Amerika populer Dr. William Sears, makan berlebih merupakan penyebab umum cegukan pada bayi. Jangan pernah menyusui atau memberi susu botol bayi Anda dalam jumlah banyak sekaligus karena dapat menyebabkan distensi serius pada lambung.

Ingatlah hal-hal berikut saat memberi makan si kecil Anda:

- Beri makan bayi Anda dalam jumlah sedikit. Ini akan membantu mencegah overfeeding yang merupakan penyebab cegukan pada bayi.

- Pegang bayi Anda dalam posisi vertikal saat menyusui / memberi susu, pada sudut 35 hingga 45 derajat, karena ini akan melancarkan aliran susu melalui esofagus.

- Anda dapat memberinya makan dengan posisi duduk. Duduk di belakangnya untuk mendukung punggungnya.

- Secara teratur bersihkan dan cuci botol bayi Anda untuk mencegah penumpukan padatan susu pada puting. Obstruksi saat menyusui dapat menyebabkan bayi menghisap lebih banyak udara daripada susu sehingga menyebabkan cegukan.

- Jangan biarkan bayi tidur saat menyusu dengan botol. Tidak seperti payudara, tetesan susu dapat membuat bayi tersedak. Selain meningkatkan risiko gigi berlubang, itu juga dapat menyebabkan overfeeding.

- Sendawakan setelah makan. Setelah dia bersendawa, berikan istirahat 20 detik, dan kemudian lanjutkan pemberian makan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.