Sukses

WHO Puji Indonesia Bertindak Cepat Akhiri TBC di 2030

Kemampuan Indonesia bergerak sesuai target untuk mengakhiri TBC di tahun 2030 mendapatkan pujian dari WHO.

Liputan6.com, Jakarta WHO mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia untuk mengakhiri TBC di 2030. Direktur Regional WHO South-East Asia Region, Ms. Poonam Kathepral Singh menyampaikan hal ini dalam sesi Delhi Call for Actions on Ending TB in SEARO by 2030, pada End TB Summit dan SEARO High Level Leadership Meeting on Ending TB yang diselenggarakan di New Delhi, India, 13-14 Maret 2018.

Singh juga gembira karena pemerintah Indonesia bisa sesuai target dalam mengimplementasikan New Delhi Call for Action. Organisasi Kesehatan Dunia itu juga berharap Indonesia bisa berhasil mengakhiri TBC di 2030.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI menjelaskan Pemerintah Indonesia telah menyediakan anggaran yang terus meningkat demi menjamin pembiayaan penuh (full funding) untuk mencapai target eliminasi TBC di Indonesia.

Pemerintah juga telah meningkatkan cakupan Jaminan Kesehatan Nasional yang memasukkan di dalamnya layanan TBC, dan saat ini telah mencapai cakupan 74 persen dari jumlah penduduk.

Pemerintah juga terus meningkatkan upaya penemuan kasus TBC baru melalui penerapan dan penguatan jejaring layanan TB pemerintah dan swasta berbasis kabupaten/kota. Mandatory notification (wajib lapor) bagi semua layanan yang mengobati TBC akan akan memetakan dan mengurangi masalah kasus TBC yang tidak terlaporkan (under reporting), yang saat ini berdasarkan studi inventori mencapai 60 persen dari kasus yang diobati.

 

Saksikan juga video berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masuk dalam Standar Pelayanan Minimum

Masuknya TB dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) sebagaimana pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 akan memperkuat regulasi pelaksanaan eliminasi TBC di daerah.

Pemerintah melakukan akselerasi penyiapan sarana diagnosis dan pengobatan untuk meningkatkan akses dan mutu yang jauh lebih baik. Penggunaan tes cepat molekuler (TCM) diupayakan tersedia pada setiap kabupaten kota, RS rujukan, balai laboratorium dan puskesmas prioritas.

Saat ini sudah ada 515 TCM yang terpasang dan digunakan di seluruh Indonesia. Sedang dilakukan juga pemasangan 425 TCM dengan target selesai di akhir tahun 2018.

Penguatan kepemimpinan program TBC akan meningkatkan pembiayaan bersumber dalam negeri, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini sangat penting untuk mengurngi ketergantungan pembiayaan bersumber donor yang pada waktunya akan berakhir. Mengutip situs Kemlu.go.id, Rabu (14/3/2018).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.