Sukses

Diet Mediterania Kunci Keberhasilan Program Bayi Tabung?

Ada hubungan apa antara diet mediterania dengan program bayi tabung? Apa dengan diet mediterania, program bayi tabung berjalan lancar?

Liputan6.com, Jakarta Periset dari Yunani melaporkan bahwa perempuan yang diet mediterania selama enam bulan sebelum mencoba program bayi tabung, punya peluang besar untuk berhasil hamil dibanding yang tidak diet.

Menurut salah seorang peneliti, Meropi Kontogianni, penting buat para pasangan yang menjalankan program bayi tabung, untuk menerima konseling tentang pengaruh makanan dan penerapan gaya hidup sehat guna mencapai keberhasilan.

Akan tetapi, temuan itu tidak membuktikan sebab dan akibat. Sebab, sampai sekarang, alasan diet mediterania bisa membantu kesuburan pasangan suami istri yang ingin program bayi tabung, belum diketahui.

"Mungkin rencana makan sehat pun akan memiliki efek yang sama," kata Kontogianni. Saat ini dia adalah asisten profesor gizi klinis di Harokopio University di Athena, seperti dikutip dari situs Web MD pada Kamis, 1 Februari 2018.

Diet mediterania adalah pola makan yang menekankan pada konsumsi nabati, seperti buah dan sayuran, biji-bijian, kacang polong, lemak sehat, dan diet rendah garam dan daging merah.

Kontogianni meyakini bahwa pasangan yang akan menjalankan perawatan infertilitas atau bayi tabung bisa memperoleh banyak keuntungan jika menerapkan pola diet mediterania.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Seberapa Besar Pengaruh Diet Mediterania untuk Bayi Tabung?

Untuk penelitian ini, Kontogianni dan rekan-rekannya memberikan kuesioner frekuensi makanan kepada 244 wanita di Yunani pada perawatan bayi tabung pertama mereka, dengan kriteria wanita berusia 22 sampai 41 dan tidak mengalami obesitas.

Mereka ditanya seberapa sering mereka makan beberapa kelompok makanan dalam enam bulan sebelumnya. Para periset kemudian membagi tiga kelompok berdasarkan ketaatan mereka terhadap diet mediterania.

Pencetak skor tertinggi memiliki tingkat kehamilan yang jauh lebih tinggi daripada skor terendah (50 persen berbanding 29 persen). Tingkat kelahiran mereka juga lebih tinggi (49 persen versus 27 persen), menurut temuan tersebut.

Di antara wanita berumur di bawah 35 tahun, setiap kenaikan lima poin dalam skor diet dikaitkan dengan kemungkinan tiga kali lipat lebih tinggi dari keberhasilan kehamilan dan kelahiran, temuan studi tersebut.

Seorang dokter berpikir bahwa studi ini menyoroti pentingnya gaya hidup, termasuk menjalankan diet mediterania, dalam mencapai keberhasilan kehamilan melalui program bayi tabung.

"Penelitian ini membuat wanita sadar bahwa gaya hidup sehat, termasuk diet sehat, tidak merokok, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi stres, yang memang berdampak pada kesuburan," kata Dr Tomer Singer dari Rumah Sakit Lenox Hill di Kota New York.

 

3 dari 3 halaman

Hubungannya Diet Mediterania dengan Program Bayi Tabung

Mengikuti diet mediterania mungkin merupakan pertanda perilaku sehat lainnya yang sekaligus memperbaiki hasil bayi tabung, kata Singer, yang merupakan direktur endokrinologi reproduksi di rumah sakit. 

Berdasarkan penelitian mereka sebelumnya, penulis penelitian mengatakan bahwa diet seorang pria juga penting untuk kesuksesan bayi tabung.

Kontogianni memperingatkan bahwa temuan studinya tidak dapat digeneralisasi untuk semua wanita yang mencoba untuk hamil, atau pada wanita gemuk.

Selain itu, tidak ada hubungan antara diet dan kesuksesan IVF yang terlihat pada wanita berusia 35 ke atas, katanya. Kontogianni percaya ini karena perubahan hormon, produksi telur lebih sedikit, dan perubahan lainnya yang dialami wanita seiring bertambahnya usia dapat menutupi efek faktor seperti diet.

Dr. Norbert Gleicher, spesialis kesuburan di New York City, mengkritik temuan penelitian tersebut. Direktur medis dan ilmuwan kepala di Pusat Reproduksi Manusia, menurutnya penelitian ini tidak mengungkapkan manfaat diet mediterania pada program bayi tabung.

"Desain penelitian benar-benar cacat pada pasien yang ditugaskan ke tiga protokol perawatan bayi tabung yang berbeda, yang diharapkan dapat menyebabkan hasil IVF yang berbeda," katanya.

Laporan tersebut diterbitkan pada 29 Januari di jurnal Human Reproduction.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini