Sukses

Pria Caper dan Wanita Baper, Mungkinkah Jadi Pasangan Super?

Psikolog klinis Astrid Wen M.Psi menghidangkan solusi tentang pasangan dengan level caper dan baper tingkat tinggi agar bisa dipersatukan.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang berpotensi memiliki dua sifat ini: cari perhatian atau caper dan bawa perasaan alias baper. Kebanyakan, yang sering caper di depan umum adalah cowok. Sementara, yang gampang mellow atau terbawa perasaan adalah cewek. 

Posisinya sekarang adalah mereka berpacaran. Kunci langgengnya sebuah hubungan adalah ketika satu sama lain saling menjaga perasaan. Pada umumnya, cowok masih suka melirik cewek-cewek cantik yang melintas di hadapannya, meski ia sedang menggandeng pasangannya. Di lain sisi, cewek kerap memerhatikan gerak-gerik cowoknya yang masih hobi tebar pesona. Ujung-ujungnya, si cewek mendadak baper.

Salahkah punya sifat gampang galau atau baper? Tergantung penempatannya. Baper bisa menyakiti perasaan dan suasana hati tidak nyaman. Namun, hal itu tak sepenuhnya salah selama si cewek bisa menempatkan baper pada tempatnya. Bukankah wajar cewek jadi cemburu melihat cowoknya terpesona sama orang lain? Ada baiknya cowok juga harus peka saat perilakunya bikin pacarnya uring-uringan. 

Dari hasil pengamatan psikolog klinis, Astrid Wen, M. Psi, masih terbuka kemungkinan pasangan ini bisa melangkah ke jenjang lebih serius. 

"Kalau ditanya mungkin, ya mungkin. Selama ada rasa atau ketertarikan, cowok caper dan cewek baper tetap bisa bersatu. Tapi untuk berapa lama, kita tidak pernah tahu," buka pendiri Pion Clinicion itu saat dihubungi Health-Liputan6.com, Sabtu (13/1/2018).

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Butuh kematangan emosional

Pada dasarnya cewek baper itu memiliki level sayang tingkat tinggi kepada pasangannya. Kembali lagi bagaimana ia bisa mengontrol derajat kebaperannya. Demikian juga si cowok caper yang mungkin dia sendiri tak ingin membuat perasaan pasangannya jadi tersinggung.

"Keduanya sama-sama memiliki kebutuhan tinggi untuk diperhatikan. Keduanya sama-sama menuntut energi yang besar dan kematangan emosi dari pasangannya," lontar Astrid.

Untuk menyiasati kelangsungan hubungan mereka, Astrid menyarankan agar pasangan ini terus belajar dalam mematangkan emosinya.

"Jika keduanya belum memiliki energi yang besar dan kematangan emosi untuk satu sama lain, akan banyak miskomunikasi, drama, dan kelelahan emosi yang muncul dalam hubungan mereka. Kalau dibiarkan berlarut, besar kemungkinan hubungan mereka tidak bertahan lama atau sering putus nyambung," beber psikolog yang menamatkan studi S2 nya di Universitas Indonesia ini.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Bagaimana si baper harus menyikapi si caper?

Lebih detail, Astrid mengurai para cowok yang memiliki sifat caper. Apa sih yang sebenarnya hendak mereka cari?

"Orang yang caper, namanya cari perhatian, punya kebutuhan untuk diperhatikan yang lebih besar dari orang-orang pada umumnya. Biasanya tipe cowok seperti ini akan meminta kamu agar meluangkan banyak waktu untuk mendengarkan dia," Astrid menganjurkan.

Cowok caper, lanjutnya, ingin pasangannya memberikan respon kepada dia. Tipe cowok caper juga membutuhkan pasangan yang selalu bersemangat menyimak terhadap topik-topik yang sedang ia bicarakan atau kegiatan yang dia lakukan.

"Kamu yang berpasangan dengan dia akan membutuhkan energi besar untuk mendengarkan atau menyimak ceritanya, untuk menikmati apa yang dia pentaskan, dan untuk mendukung apa yang sedang dia kerjakan. Support dari kamu akan berarti besar untuk dia," jelasnya. 

 

4 dari 4 halaman

Bagaimana si caper harus menyikapi si baper?

Baper itu tidak masalah selama kita bisa menempatkannya sesuai porsinya. Agar baper tepat pada tempatnya, maka perasaan dan hati harus sejalan. Butuh kolaborasi harmonis antara sisi rasional dan sisi emosional. 

"Orang yang baper sangat sensitif terhadap emosinya sendiri. Sedikit-sedikit semua masalah dibawa perasaan dan semua masalah cenderung dihubungkan dengan dirinya atau pasangannya. Orang yang baper seringkali menyalahkan diri sendiri atau orang lain dan menikmati drama, tidak terlalu suka kalau harus cepat move on," papar psikolog yang menggagas Theraplay Indonesia.

Astrid melanjutkan kalau cewek baper minta diberikan limpahan kasih sayang dan ingin dimanjakan sesuai kemauannya.

"Kepada orang yang baper, kamu perlu menjadi orang yang sabar dan dewasa secara emosional. Kamu juga harus bisa ngemong dan memberikan kasih sayang yang hangat. Di sisi lain, kamu sebaiknya bisa memberikan pengertian yang logis kepada dia agar pasangannya tidak perlu baper pada saat-saat tertentu," tutup psikolog cantik tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.