Sukses

Agar Lemak di Perut Berkurang, Lakukan Langkah Sederhana Ini

Ada kaitan antara konsumsi gula berlebih dengan penumpukan lemak di bagian perut.

Liputan6.com, Jakarta Memangkas lemak di bagian perut harus dimulai dengan mengurangi asupan gula sehari-hari.

Berdasarkan kajian di American Heart Association. gula yang didapat dari asupan sehari-hari bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas, termasuk menumpuknya lemak di perut. 

Gula adalah salah satu sumber karbohidrat yang mudah ditemukan di berbagai jenis makanan sehari-hari, seperti laktousa pada susu maupun fruktosa pada buah. 

Makanan dan minuman yang seringkali kita anggap sehat, seperti jus dalam kemasan dan makanan ringan dengan nilai kalori rendah, mengandung gula cukup tinggi.

Batas konsumsi gula yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia adalah tidak lebih dari 50 gram. Setara dengan empat sendok makan per orang, per hari.

Konsumsi gula berlebihan bisa meningkatkan risiko kesehatan, mulai dari obesitas karena lemak yang menumpuk, diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung.

Klik Dokter/ dr. Andika Widyatama

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pangkas Asupan Gula, Lemak di Perut Berkurang

Kelebihan fruktosa pada tubuh dapat mengacaukan sistem metabolisme tubuh dengan cara mematikan sistem pengendali nafsu makan Anda.

Kondisi ini memicu kegagalan tubuh dalam merangsang produksi hormon insulin, yang perlahan akan meningkatkan produksi hormon ghrelin (dikenal sebagai hormon rasa lapar), sekaligus menurunkan produksi hormon leptin (hormon rasa kenyang).

Dari sinilah datangnya hasrat selalu ingin makan meskipun sudah makan banyak. Tak punya kemampuan buat mengerem, lemak akan semakin banyak menumpuk di perut. 

Buat sejumlah orang, mengurangi asupan gula terasa sulit. Bahkan, pada sebuah penelitian, disebutkan bahwa gula bisa memberikan efek ke otak lebih kuat dibanding kokain. Hal ini dikarenakan sifat gula yang adiktif.

Sifat tersebut bisa menimbulkan rasa ketagihan karena terkait dengan kombinasi antara rasa subjektif yang nyaman dan bahagia, dan rasa manis dan kebutuhan energi dapat dengan cepat dan mudah terpenuhi dari kalori gula.

Efek tersebut dapat membuat Anda mengonsumsi makanan dan minuman manis lebih banyak. Karena itu banyak orang yang kesulitan ketika harus mengurangi asupan gula. Meski terdengar sulit, jangan sampai hal ini menciutkan nyali untuk mengurangi asupan gula Anda.

 

3 dari 3 halaman

Memotong Asupan Gula demi Lemak di Perut Terbakar

 

Menurut hasil penelitian dari Framingham Heart Study pada 2016, yang melibatkan lebih dari 1.000 orang, menunjukkan bahwa lemak di perut semakin menumpuk seiring dengan makin banyaknya minuman manis yang dikonsumsi.

Jika Anda benar-benar menyukai segala hal yang manis, memotong asupan gula dapat dimulai dengan mengurangi, atau bahkan berhenti, mengonsumsi minuman manis yang mengandung pemanis buatan.

Coba ganti dengan mengonsumsi buah segar, oatmeal, atau buah yang dikeringkan atau dibekukan yang kadar gula tambahannya tidak terlalu banyak. Segelas susu rendah lemak atau yogurt rendah gula juga bisa jadi pilihan.

Selain mengontrol jumlah asupan gula, untuk mengurangi dan menghilangkan lemak di perut secara optimal, lakukan olahraga yang teratur.

Agar mendapatkan panduan yang baik dan terarah, konsultasikan hal ini dengan dokter gizi Anda untuk merancang menu makanan sehat rendah gula, sekaligus latihan yang tepat untuk Anda terapkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.