Sukses

Anak Hobi Makan Keripik? Awas, Ini Bahaya yang Mengintai

Orangtua sebaiknya hati-hati memberikan camilan keripik kentang pada anak, ada efek berbahaya yang akan dialami anak.

Liputan6.com, Jakarta Camilan keripik termasuk camilan yang cukup disukai anak. Sensasi renyah dan berbagai rasa yang ditawarkan begitu menggugah. Anak pun menjadi tergoda untuk sering makan keripik, misal keripik kentang.

Tapi Anda harus berhat-hati memberikan anak keripik. Anak yang sering sekali makan keripik berisiko terserang penyakit. Anak akan mengalami buang air besar (BAB) yang sangat menyakitkan.

"Bentuk tinja masuk kategori 1 dan 2. Pada kategori 1, tinja berbentuk keras, mirip kacang dan sulit dikeluarkan. Kategori 2, tinja berbentuk seperti sosis, yang masih menggumpal," jelas Konsultan Gastrohepatologi Anak, Frieda Handayani Kawanto, ditulis Rabu (20/12/2017).

Anak akan kesulitan mengejan. Jika terus terjadi, anak bisa mengalami hemoroid (wasir). Ini banyak terjadi pada anak usia di atas 7 tahun. Wasir menjadi sangat menyakitkan karena bisa menimbulkan lecet pada dubur.

"Untuk masalah wasir ini pengobatannya berupa gel atau krim," tambah Frieda usai acara "Konferensi Pers Penutupan Program Edukasi Kebiasaan Makan Sehat Anak 2017" di Bunga Rampai Restaurant, Jakarta.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jauhi makanan mentah

Para orangtua tak hanya berhati-hati memberikan anak keripik,  tapi sebaiknya tidak memberi anak makanan mentah (raw food) berupa sushi atau sashimi, yang dimakan dengan saus. Makanan mentah lain dari makanan laut (seafood) juga berbahaya diberikan pada anak.

"Makanan mentah itu  terlalu banyak mengandung zat logam berat dan risiko mikro bakteri hidup. Jadi, jangan kasih untuk anak usia 1 atau 2 tahun," ujar Frieda.

Bahaya makan makanan mentah juga akan membuat terganggunya saluran pencernaan. Walaupun dikatakan, makanan mentah tidak boleh diberikan pada usia 1 atau 2 tahun, bukan berarti anak usia di atas 3 tahun boleh makan.

"Ya, enggak bisa digeneralisir. Enggak seperti itu. Kan tergantung bagaimana kekebalan tubuh anak juga dari cara pengolahan dan dari mana sumber makanan didapat," lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Wasir, atau dalam bahasa medis disebut hemoroid, merupakan suatu kondisi dimana terjadi pelebaran dari pembuluh darah.

    Wasir

  • Keripik