Sukses

Hirup Pemutih Bisa Sebabkan Paru-Paru Kronis?

Sebaiknya hati-hati menggunakan produk pembersih yang mengandung pemutih karena berisiko terkena penyakit paru-paru kronis.

Liputan6.com, Inggris Anda boleh saja membersihkan ruangan menggunakan produk pembersih yang mengandung pemutih (bleach). Namun, sebaiknya hindari menghirup pemutih karena Anda akan berisiko terkena penyakit paru-paru kronis (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)

Penyakit ini disebabkan iritasi pada saluran pernapasan yang dapat menghalangi aliran udara. Jika tidak diobati, hal itu bisa berakibat fatal, dilansir dari Popular Science, Jumat (6/10/2017).

Hasil temuan berdasarkan penelitian Nurses Health Study II dari Harvard, Inggris. Peneliti menganalisis, gaya hidup yang memengaruhi risiko penyakit, terutama orang-orang yang menggunakan pemutih.

Dalam penelitian ini, orang menggunakan pembersih lantai yang mengandung pemutih setidaknya seminggu sekali. Mereka kemungkinan berisiko 32 persen terkena penyakit paru-paru kronis.

Anda mungkin harus memikirkan bila membersihkan seluruh ruangan yang mengandung pemutih tiap hari.

Ada juga pekerjaan yang membuat Anda terpapar pemutih yang cukup besar. Salah satunya, bagi Anda yang bekerja sebagai petugas kebersihan.

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara aman

Jika Anda ingin terhindar dari penyakit paru-paru kronis, sebaiknya setelah membersihkan ruangan, berhenti segera mungkin. Anda juga perlu menghentikan kebiasaan merokok.

Sekitar 75 persen dari 16 juta orang yang mengidap penyakit paru-paru kronis adalah perokok. Kaum perokok 12 kali lebih besar meninggal (80 persen) akibat penyakit paru-paru kronik daripada non-perokok.

Yang paling berbahaya dari pemutih adalah uap pemutih, karena mengandung amonia, yang menciptakan gas chloramine. Hal inilah yang menyebabkan penyakit paru-paru kronis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.