Sukses

Usai Perjuangan Panjang, Ortu Akhirnya Relakan Bayi Charlie

Pihak rumah sakit yang merawat Charlie, bayi dengan penyakit langka mitochondrial depletion syndrome, ingin menghentikan perawatannya.

Liputan6.com, Jakarta Setelah dilahirkan, setiap orangtua, terutama ibu, tentu ingin merawat dan membesarkan sang buah hati. Namun, hal itu tidak terjadi pada sepasang suami istri, Connie dan Chris Gard, orangtua dari bayi Charlie Gard yang menderita penyakit langka.

Tepat 11 bulan lalu, Connie melahirkan seorang bayi laki-laki di Rumah Sakit Great Ormond Street di London. Namun nahas, bayi Charlie lahir dengan kondisi tidak normal. Ia mengidap kelainan genetik yang sangat langka, yaitu mitochondrial depletion syndrome. Charlie merupakan satu dari 16 bayi di dunia yang terlahir dalam kondisi tersebut.

Mitokondria merupakan sumber bahan bakar sel, sehingga jika bagian ini mengalami gangguan atau kelainan maka penderitanya tidak memiliki cadangan energi tubuh dan dapat melemahkan seluruh otot tubuh.

Untuk bertahan hidup, bayi Connie dan Chris harus dibantu dengan ventilator dan beragam selang infus yang berfungsi untuk memasukkan makanan serta air ke dalam tubuhnya.

Pihak rumah sakit berusaha keras untuk menyelamatkan hidup Charlie. Tapi di tengah usaha, para dokter dan perawat justru menyatakan harapan hidup bayi malang itu sangatlah tipis. Bahkan pihak rumah sakit meminta izin kepada orangtua Charlie untuk menghentikan perawatan Charlie.

Dengan segera Connie dan Chris menentang keras. Pihak keluarga dan rumah sakit pun bersitegang. Orangtua terus berusaha untuk mempertahankan hidup buah hatinya itu. Bahkan perdebatan ini berujung ke meja pengadilan.

Pengadilan bersama European Court of Human Rights, berpihak pada Rumah Sakit Great Ormond Street, yang mengatakan jika perawatan terus dilakukan maka akan menyebabkan penderitaan bagi bayi Charlie.

"Perawatan ini tidak akan membantu situasinya. Semua alat yang sekarang mendukung hidup bayi tersebut harus dihentikan," kata pengadilan seperti dikutip dari New York Post, Senin (24/7/2017).

Mengutip laman CNN, ahli etika medis, Arthur Caplan, mengatakan kasus ini sangatlah sulit. Orangtua memiliki cinta dan perjuangan yang luar biasa untuk anaknya, sementara medis mengkhawatirkan perawatan yang justru semakin menyakiti bayi tersebut.

Connie dan Chris berjuang untuk mempertahankan nyawa Charlie. Rencananya, bayi Charlie akan melakukan perawatan lanjutan di Amerika Serikat, dengan pengobatan baru untuk memperbaiki kerusakan DNA yang disebut nucleoside bypass therapy.

"Andai saja Charlie bisa mendapatkan terapi itu dan ini benar-benar bisa menyelamatkan nyawanya, maka ada harapan untuknya. Jika hasilnya nihil, setidaknya kami telah berupaya semaksimal mungkin untuknya," ujar Connie.

Namun, pada Senin (24/7/) orangtua Charlie memutuskan untuk mengakhiri 'pertempuran' hukum dengan pihak rumah sakit. Dalam ruang pengadilan nampak kesedihan mendalam. Anggota parlemen Amerika Serikat, yang turut mendukung Connie dan Chris, tetap bersedia membantu keluarga Charlie.

Mengutip Washington Post, orangtua Charlie mengatakan bahwa mereka menyerah, karena dokter yang menangani pengobatan anaknya tersebut percaya bahwa pengobatan untuk Charlie tidak lagi layak dan hanya memperlambat bayi malang itu hidup tenang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.