Sukses

Jurus BKKBN Manfaatkan Bonus Demografi

Bonus demografi bisa menjadi pedang bermata dua. Bisa menjadi musibah atau anugerah.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-65 tahun) lebih dari 50 persen dibandingkan angkatan non-kerja, pada 2030-2045. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini tengah mendorong agar bonus demografi ini menjadi anugerah.

"Bonus demografi bisa menjadi pedang bermata dua. Bisa menjadi musibah atau anugerah. Menjadi anugerah kalau manusianya berkualitas," kata Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty di sela-sela kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2017 di Bandar Lampung, Lampung pada Jumat (14/7/2017).
 
Guna menjadikan bonus demografi sebagai anugerah, salah satu tugas BKKBN adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui pembangunan keluarga. Diantaranya, mendorong agar setiap anak yang dilahirkan berkualitas, termasuk memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak di 1000 hari pertama kehidupan, 270 hari saat masih di kandungan dan 730 hari  minum air susu ibu (ASI).
 
Diharapkan orangtua cerdas dalam mengurus buah hati mulai dari kebutuhan gizi hingga stimulus perkembangannya. "Maka anak otaknya tidak kosong, melainkan berkompetensi dan berkarakter," tambah Surya lagi. 
 
Selain mendorong pembangunan manusia yang berkualitas untuk mengatasi bonus demografi, BKKBN juga kini tengah berusaha mengendalikan jumlah penduduk. Juga menurunkan angka angka kelahiran total (rata-rata jumlah anak per wanita) dari 2,6 menjadi 2,1. 
 
 
Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.