Sukses

Trik Akali Emosi agar Tak Marah Saat Puasa

Di bulan Ramadan, yang harus dijaga bukan hanya tidak makan dan tidak minum, tapi juga emosi.

Liputan6.com, Jakarta Bulan puasa, kesabaran rasanya memang sangat diuji sehingga sering merasa selalu marah. Ini ternyata karena rasa lapar yang Anda rasakan saat berpuasa, membuat emosi Anda jadi lebih sensitif. Inilah mengapa, mengendalikan emosi dan rasa marah sama pentingnya dengan mengendalikan rasa lapar dan haus. 

Rasa marah Anda tidak hanya bisa dipicu oleh rasa lapar dan haus. Menurut Ryan Martin, Ph.D., kepala departemen psikologi di University of Wisconsin-Green Bay dan pendiri blog All the Rage, "Gaya hidup modern dan terkoneksi membuat orang-orang hampir selalu tegang secara konstan."

Sementara itu, Matthew J. Zawadzki, PhD., asisten profesor ilmu psikologi di University of California mengatakan, memendam amarah itu seperti bom waktu. Dalam sebuah makalah yang ditulisnya beberapa waktu lalu, Zawadzki mengatakan, sekadar memikirkan apa yang membuat Anda marah beberapa hari, minggu, atau bulan yang lalu saja sudah bisa meningkatkan tekanan darah dan memicu jantung.

Untungnya, amarah sebenarnya bisa dikelola. Bila disikapi dengan baik sebelumnya, Anda bisa mencegah amukan dan ledakan emosi--dengan cara yang sehat.

Melansir Health.com, Senin (5/6/2017), langkah-langkah di bawah ini bisa bantu Anda kelola rasa marah:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Trik Akali Rasa Marah

1. Hide 10 teman yang tepat di Facebook

Anda pasti tahu teman yang mana. Mereka-mereka yang selalu menuliskan status penuh amarah, menyebarkan berita-berita hoax, atau video-video yang mengganggu. Singkirkan mereka dari feed Anda selama setidaknya sebulan dan lihat manfaatnya ketenangan hati Anda.

2. Rapikan meja

Tak ada yang mengharuskan Anda untuk memiliki meja kerja ala desainer. Namun ahli kebahagiaan Gretchen Rubin mengatakan, "Banyak orang merasa lebih tenang dan lebih terkontrol ketika tempat tinggal dan tempat kerjanya rapi."

3. Lakukan segalanya satu demi satu

Penelitian menunjukkan, melakukan banyak hal sekaligus itu ceroboh dan kurang efisien. Dan seperti yang ditekankan Ryan Martin, Ph.D., melakukan segalanya sekaligus akan membuat Anda merasa dikejar-kejar dan tidak tenang secara terus-menerus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.