Sukses

Bangunan Ini Telah Selamatkan Banyak Nyawa Ibu dan Anak (Hold)

Adanya Rumah Tunggu Kelahiran akan menyelamatkan ibu dan bayi.

Liputan6.com, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur Pemandangan di puskesmas ini tampak berbeda dibandingkan pusat kesehatan masyarakat yang biasa Anda temui di kota besar. Di seberang Puskesmas Siso, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur berdiri sebuah bangunan bercat hijau dengan papan bertuliskan Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba, Kecamatan Mollo Selatan. Bangunan itu menjadi saksi perjalanan para ibu hamil yang mempersiapkan kelahiran selama kurang lebih dua tahun terakhir.

Ketika masuk ke Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba, Anda akan mendapati beberapa ruangan. Satu ruang kamar digunakan untuk ibu dan bayi yang dilahirkannya. Sedangkan dua ruang lainnya, yakni ruang keluarga dan ruangan untuk dapur. Tujuan didirikannya Rumah Tunggu Kelahiran ini pada 2014 yaitu demi menyelamatkan nyawa ibu dan bayi saat proses persalinan. 

Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur untuk menyelamatkan ibu dan bayi saat persalinan.

Menurut penuturan Bupati Timor Tengah Selatan, Ir. Paulus V. R. Mella, kematian ibu dan anak seringkali terjadi akibat perdarahan. Keberadaan Rumah Tunggu Kelahiran mampu menurunkan angka kematian ibu dan anak di daerah tersebut.

"Di Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba, ibu hamil akan dirawat selama tujuh hari sebelum melahirkan. Setelah melahirkan berlangsung, ibu dan bayi akan dirawat kembali di sini selama tujuh hari ke depan. Perawatan selama tujuh hari ke depan ini untuk mempersiapkan ibu dan bayi pulang ke rumahnya dalam keadaan sehat," jelas Kepala Puskesmas Siso, Elyse Nappoe saat diwawancarai Health-Liputan6.com di Puskesmas Siso pada Rabu (3/5/2017).

Elyse menambahkan, ibu hamil akan ditunggui keluarganya selama dirawat di Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba. Ibu hamil akan tidur di atas tempat tidur yang menggunakan kelambu, sedangkan keluarga yang menunggu biasa gelar tikar di lantai.

Karena ada satu ruang kamar, ibu hamil yang dirawat pun hanya satu orang.

"Untuk ibu hamil yang ada di Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba memang tidak banyak. Dalam seminggu biasanya hanya ada satu orang ibu hamil yang dirawat," tambah Elyse.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah berdirinya

Sejarah berdirinya

Menurut sejarah pembangunan Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba. Bangunan ini sudah berdiri sejak 2014 yang dikelola tokoh masyarakat dan pemerintah.

Kemudian tahun 2015 dikelola oleh orang yang diberikan pelatihan dan binaan (kader) cara merawat ibu hamil hingga perawatan sang ibu menjalani persalinan dan bayi yang dilahirkannya. Pelatihan ini untuk mempersiapkan bangunan tersebut dibuka resmi sebagai rumah tunggu kelahiran.

Pada tahun 2017, peresmian sebagai rumah tunggu kelahiran dibuka. Para ibu hamil sudah bisa menempati bangunan tersebut untuk dirawat dan dibimbing menjalani proses persalinan.

Berdasarkan data jumlah ibu hamil yang dirawat di Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba. Hingga April 2017, Rumah Tunggu Kelahiran Bijoba ini sudah berhasil membimbing dan menyelamatkan 24 ibu hamil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.