Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pakaian Dalam Seksi Bisa Berbahaya untuk Vagina

Walaupun sebenarnya tidak memerlukan perawatan yang rumit, beberapa hal seperti pakaian dalam seksi, bisa ganggu kesehatan vagina.

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini kepedulian pada kesehatan dan kondisi vagina memang semakin terus digalakkan. Penting bagi setiap wanita untuk tahu dan mengenal kondisi vaginanya sendiri.

Berbeda dengan penis yang gampang dicek, letak vagina yang agak tersembunyi membuat para wanita menjadi tidak terlalu "akrab" dengan organ intimnya ini. Dan hal ini bisa berujung pada terganggunya kesehatan vagina.

Selain itu, penting juga bagi wanita untuk tahu apa saja yang bisa mengganggu kesehatan dan keseimbangan kondisi vagina. Melansir Medical Daily, Minggu (23/4/2017), berikut kebiasaan yang bisa ganggu kesehatan vagina:

1. Pakaian dalam seksi

Pakaian dalam yang terbuat dari renda atau bahan lace memang bisa terlihat seksi dan membuat Anda jadi lebih percaya diri. Sayangnya, bahan-bahan ini sebenarnya bukanlah pilihan terbaik untuk dijadikan pakaian dalam.

Untuk penggunaan sehari-hari, usahakan untuk terus memilih celana dalam yang terbuat dari katun. Bahan sintesis yang seringnya digunakan untuk membuat pakaian dalam seksi bisa membuat vagina terus lembap sehingga menjadikannya lebih rentan terhadap infeksi.

"Kita semua seharusnya menggunakan celana dalam dari katun," ujar Dr. Shieva Ghofrany, seorang dokter kandungan dan kebidanan di Stamford Hospital, Connecticut, AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Pengangkatan rambut kemaluan

Saat ini pengangkatan rambut vagina sangat populer dilakukan wanita. Namun hal ini bisa mengakibatkan berbagai komplikasi yang tak terduga.

Pertama-tama, rambut kemaluan tentu ada untuk memenuhi suatu tujuan. Selain untuk memperkuat daya tarik seksual, rambut pubis juga melindungi vagina dari friksi dan infeksi.

Ini artinya, vagina yang botak adalah vagina yang rentan. Salah satu infeksi paling umum yang ditemui oleh para ginekolog dari vagina yang botak adalah Stretococcus dan MRSA.

Rambut kemaluan juga berfungsi sebagai pertahanan terakhir wanita melawan penyakit menular seksual. "Beberapa tenaga ahli menemukan, area pubis yang baru dicukur lebih rentan terhadap infeksi herpes karena adanya luka terbuka mikroskopis yang bisa terpapar virus yang dibawa dari mulut atau alat kelamin," ujar Dr. Emily Gibson.

3 dari 4 halaman

3. Douching (mencuci vagina)

Kata "douche" bisa berarti banyak hal. Dalam bahasa Perancis ini berarti "mandi", untuk generasi milenial AS, kata ini berarti pria yang menjengkelkan. Sedangkan untuk ahli farmasi, douche atau douching adalah prosedur menyemprotkan cairan ke dalam vagina.

Praktek ini ternyata sangat populer di AS, sekitar 20 sampai 40 persen wanita melakukannya.

Praktek yang sudah kuno ini bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di vagina. Melakukan hal ini secara teratur bisa menimbulkan berbagai risiko, termasuk infeksi jamur, penyakit menular seksual, sampai kemandulan.

4 dari 4 halaman

4. Makanan manis dan berbau tajam

Selain perubahan bau karena penyakit menular seksual, perubahan bau pada vagina tidak selamanya buruk. Namun tetap saja ada efek samping yang sebaiknya Anda hindari.

Makanan berbau tajam, seperti bawang putih, asparagus, dan kari, diketahui bisa mengubah bau tubuh secara keseluruhan, termasuk vagina.

Begitu juga dengan makanan atau minuman yang mengandung kadar gula tinggi. Kadar gula yang tinggi bisa membuat Anda lebih rentan terkena infeksi jamur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini