Sukses

Segera Siram dengan Air Mengalir Bila Kena Air Keras

Pertolongan pertama yang harus dilakukan segera membersihkan dengan air mengalir sekitar 20-30 menit.

Liputan6.com, Jakarta Penyidik KPK, Novel Baswedan, disiram air keras usai salat subuh di masjid dekat rumahnya pada Selasa (11/4) pagi. Hal ini membuat wajah dan area dekat matanya terluka. Menurut dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi Irena Sakura Rini jika hal ini terjadi pertolongan pertama yang harus dilakukan segera membersihkan dengan air mengalir.

"Kalau kena air keras harus secepatnya cari air mengalir agar air keras itu tidak menetap. Itu pertolongan pertama yang bisa dilakukan," kata dokter Rini saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Selasa (11/4/2017).

"Paling tidak sekitar 20-30 menit harus dialiri air mengalir, air keran. Jika tidak ada pakai air minum yang ada di genggaman terlebih dahulu juga bisa. Lalu, cair air mengalir, siram," tambahnya lagi.

Dokter Rini menuturkan salah satu ciri air keras itu kulit akan merasa perih dan sakit sekali. Air keras bersifat korosif dan destruktif pada kulit.

"Air keras itu bersifat merusak jaringan kulit. Kulit kalau kena pasti rusak, tingkat kerusakan tergantung pada derajat konsentrasi air keras tersebut. Semakin pekat, akan membuat semakin merusak sampai ke dalam jaringan kulit di bawah," tambahnya lagi.

Sesudah itu dibersihkan dengan air mengalir, segera dibawa ke UGD Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Dokter akan menilai apakah kerusakan yang terjadi dalam atau dangkal.

"Dokter akan melakukan observasi. Kalau dalam harus dilakukan pembuangan jaringan mati lalu tutup dengan jaringan sehat," paparnya.

Dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, area mata yang perlu menjadi perhatian pertama menurut dokter Rini yang tidak menangani penyidik senior tersebut. 

"Dokter mata perlu melihat apakah ada kerusakan pada area mata atau tidak, retina kena atau tidak, bagaimana dengan kelopak matanya," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.