Sukses

Urine yang Tercampur di Kolam Renang Picu Risiko Kanker

Studi menemukan, rata-rata kolam renang mengandung urine yang tinggi. Hal ini memicu risiko penyakit

Liputan6.com, Jakarta Saat sedang berakhir pekan atau liburan biasanya banyak orang menghabiskan waktu dengan berenang atau sekadar bermain air di kolam renang.

Namun mungkin Anda harus berpikir dua kali ketika berenang di tempat ramai. Dilansir dari Health.com, Jumat (3/3/2017), sebuah penelitian dari jurnal Environmental Science & Technology Letters menemukan rata-rata kolam renang mengandung urine yang tinggi.

Hal ini selain berpengaruh terhadap penderita asma, iritasi mata dan gangguan pernafasan, juga memicu risiko kanker.

Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Alberta di Kanada melakukan tes terhadap 31 kolam renang dan pemandian air panas.

"Kandungan urine sebenarnya cukup sulit untuk diukur," ungkap Xing-Fang Li, ahli kimia dalam tim peneliti Universitas Alberta.

Untuk itu, kawan-kawan Li mengukur jumlah urine dengan menggunakan kandungan pemanis buatan yang biasa ditemukan dalam urine banyak orang. Penelitian akhirnya menyimpulkan, kolam renang berukuran sepertiga kolam yang digunakan untuk Olimpiade atau sekitar 830 ribu liter, secara mengejutkan mengandung 75 liter urine, di mana kolam yang lebih kecil mengandung 30 liter.

Menurut Npr.org, urine dapat bereaksi dengan kandungan klorin yang sering digunakan untuk membersihkan kolam renang. Kandungan klorin yang tercampur dengan urine dapat berubah menjadi senyawa kimia yang bernama cyanogen chloride, kandungan ini sering digunakan sebagai senjata kimia.

Ernest Blatchley III, ahli lingkungan dari Univeristas Purdue menjelaskan, reaksi kimia lain yang muncul dari klorin dan urine adalah nitrosamines, yang dapat memicu risiko kanker.

Sebuah studi dari Spanyol juga mendukung bahwa kandungan nitrosamine tersebut ditemukan dalam kanker kandung kemih. Namun hal ini berpotensi dalam jangka panjang.

Walaupun dapat berpegaruh pada kesehatan, bukan berarti kita harus menghindari kolam renang dan jadi malas berenang.

"Mandi terlebih dahulu sebelum masuk dalam kolam berenang," ungkap Li. Air dapat menghilangkan keringat dan kotoran yang bereaksi dengan klorin. Terakhir, jangan buang air kecil dalam kolam dan biasakan untuk pergi ke toilet. "Selain tidak sopan, buang air dalam kolam juga dapat berpotensi berbahaya. Setelahnya, Anda juga bisa mandi ulang," ujar Blatchley. (Aida Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini