Sukses

Leptospirosis, Penyakit Langganan Saat Banjir Datang

Leptospirosis menghantui banyak orang kala musim hujan datang

Liputan6.com, Jakarta Leptospirosis menghantui banyak orang saat musim hujan datang. Di beberapa tempat, banjir melanda dan menyisakan derita yang tak berkesudahan. Satu masalah yang kerap muncul adalah tersebarnya penyakit. Entah itu diare, flu, atau penyakit kencing tikus.

Seperti dikutip dari laman nhs.uk, penyakit kencing tikus atau yang kerap disebut leptospirosis sebenarnya tak hanya dibawa oleh tikus. Binatang seperti babi, kuda, domba, anjing bisa menyebarkannya selain tikus.

Penyakit ini disebabkan oleh strain bakteri yang disebut leptospira yang ditemukan pada binatang tertentu yang dapat menyebar pada manusia.

Binatang yang membawa bakteri leptospira bisa jadi tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sakit. Bakteri hidup di ginjal dan dapat keluar lewat urine. Mereka dapat bertahan hidup selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan saat masuk ke air atau tanah.

Seseorang bisa terinfeksi bakteri leptospira jika air yang terkontaminasi bakteri ini masuk ke mata, mulut, hidung atau luka di kulit.

Bakteri dapat juga menyebar lewat gigitan hewan pengerat atau minum air yang terkontaminasi. Bisa juga menular lewat kontak fisik dengan darah, jaringan yan gluka pada binatang yang terinfeksi.

Meski jarang terjadi penularan antar manusia, tapi kemungkinan itu bisa terjadi. Saat aktivitas seks atau ibu ke bayi saat menyusui.

Leptospirosis yang ditandai dengan gejala demam tinggi antara 38-40 derajat celsius, sakit kepala tiba-tiba, mual, muntah, kurang nafsu makan, nyeri otot, menggigil, iritasi dan mata merah, batuk ditemukan di seluruh dunia termasuk Eropa, namun pada umumnya muncul di wilayah tropis dan subtropis. Ini karena bakteri leptopsira bisa bertahan lebih lama di cuaca panas dan lembab.

Negara-negara yang kasus leptopsirosisnya banyak antara lain India, China, Asia Tenggara (Indonesia), Afrika, Australia, Amerika Tengah dan Selatan, dan Karibia.

Mereka yang terinfeksi bakteri leptospira umumnya merasakan gejala demam, yang bertahan 1 sampai 2 minggu. Kondisi parah penyakit ini dikenal dengan sebutan Weil’s disease. Saat itu bakteri sudah merajarela menginfeksi tubuh dan mengakibatkan kekuningan pada tubuh, cedera ginjal, sampai kepada peradangan otot jantung.

Basmi
Leptospirosis bisa diatasi dengan melakukan pembasmian bakteri di tubuh dengan antibiotik. Penderita dapat diobati dengan antibiotika golongan penicillin, streptomycine, chloramphenicol dan erythromycine. Kondisi lain dapat diberikan obat sesuai dengan gejalanya.

Makin dini ditangani, kondisi penderita leptospirosis makin cepat membaik. Umumnya penderita akan menjalani pemeriksaan urine lengkap, pemeriksaan biakan kuman dari sampel darah dan urine pasien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini