Sukses

Skrining Diabetes Mudah dan Cepat, Kenapa Harus Takut?

Inilah kegunaan dari skrining diabetes melitus. dengan mengetahui diabetes di tahap awal, dapat mencegah terjadi komplikasi akibat diabetes

Liputan6.com, Jakarta Para endokrinologi dari IMU Healthcare di Kuala Lumpur, Malaysia, menyayangkan kebiasaan buruk orang-orang yang enggan melakukan skrining diabetes melitus yang tidak memakan waktu lama. Padahal mereka hanya diminta berpuasa selama delapan sampai sembilan jam sebelum tes darah guna menguji gula darah acak atau HbA1c.

Salah seorang endokrinologi dari IMU Healthcare bernama Dr Loh Vooi mengatakan, orang-orang menghindari skrining diabetes karena khawatir setelah tahu hasilnya. Loh menekankan, lebih baik tahu lebih cepat sehingga cepat pula ditangani karena itu lebih baik bagi orang dengan diabetes untuk jangka waktu yang panjang.

Dr Loh menjelaskan, HbA1c merujuk pada hemoglobin terglikasi. Hal itu terjadi ketika hemoglobin (protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh) bergabung dengan glukosa dalam darah menjadi terglikasi.

Dengan mengukur HbA1c, dokter bisa mendapat gambaran jelas dari kadar gula darah rata-rata seseorang selama seminggu atau sebulan terakhir.

Loh meminta agar skrining diabetes dapat dilakukan di setiap laboratorium patologi. Namun, Loh menjadi apatis melihat minimnya sumber daya di sarana kesehatan yang mau fokus menangani diabetes.

"Padahal, lima sampai 10 tahun diabetesi tidak mampu mengontrol diabetesnya dengan baik, bisa menyebabkan kegagalan jantung atau stroke," kata Loh dikutip dari situs Star 2 untuk Hari Diabetes Sedunia pada Senin (14/11/2016)

Ketika seseorang dinyatakan positif diabetes, dia dan keluarga besarnya harus belajar mengendalikan diabetes tersebut. Sebelumnya, ahli endokrin harus menjelaskan proses terjadinya diabetes, pilihan pengobatan, dan membekali diabetesi dengan konsep gaya hidup sehat.

Menurut Loh, tanggung jawab terbesar ada di pasien diabetes itu sendiri. Dia harus memiliki komitmen besar untuk mengendalikan penyakit tersebut agar tidak berubah menjadi komplikasi suatu penyakit. Makan teratur di waktu yang tepat, mengendalikan asupan karbohidrat dan gula, dan mulai olahraga harus dilakukan secara efektif.

"Jika diabetes diperlakukan secara agresif di lima tahun pertama, pasien bisa mendapat keuntungan hingga 15 tahun ke depan. Pengobatan untuk diabetes juga lebih efektif," kata Loh.

"Ketika diabetes diketahui di tahap awal, dokter dapat membantu memperlambat atau membalikkan efeknya. Kami seharusnya tidak hanya mengobati serangan jantung yang merupakan hasil dari diabetes. Kita juga harus agresif mengatasi diabetesi di tahap awal kejadian," kata Loh menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.