Sukses

Melindungi dan Mendidik Anak di Era Darurat Narkoba

Tidak ada cara mudah untuk membuat anak terhindar dari narkoba apalagi di era masa kini.

Liputan6.com, Jakarta Peredaran narkoba dewasa ini semakin luas lingkupnya dan juga kian meningkat jumlah pengguna sekaligus pecandunya. Hampir semua negara yang ada di muka bumi ini diteror oleh barang haram ini. Ratusan hingga ribuan kasus seputar narkoba tiada henti membanjiri headline negara-negara tersebut.

Pemerintah Indonesia belum lama ini mengumumkan sebuah pernyataan resmi bahwa negara ini tengah mengalami kondisi darurat narkoba. Mereka meyakinkan bahwa pihaknya tidak akan pernah berhenti berusaha untuk membuat negara ini terbebas sepenuhnya dari pengaruh narkoba.

Sayangnya, hal tersebut mustahil untuk dilakukan, terutama dalam jangka pendek. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan agar pemerintah bisa melakukan tugas mereka dengan baik. Setiap orang atau pun institusi memiliki peran masing-masing dalam upaya memerangi narkoba.

Pemerintah melalui perancangan peraturan atau undang-undangnya untuk semua lapisan masyarakat, Badan Narkotika Nasional (BNN) lewat penyuluhan dan program rehabilitasinya untuk pecandunya, pihak kepolisian melalui strategi pencarian sekaligus penangkapan bandarnya, pihak militer melalui penjagaan sekaligus pengejaran pengedarnya di wilayah perbatasan negara, pihak intelijen lewat pengintaian terhadap kurirnya dan juga penggerebekan lokasi-lokasi hiburan dunia malam.

Peran penting kedua orangtua

Tidak hanya mereka yang bergerak, setiap orangtua diharapkan turut berperan melawan narkoba. Ini sangat penting untuk dilaksanakan lantaran narkoba secara spesifik menargetkan anak muda dan potensi untuk anak mereka menjadi korban barang haram itu tergolong tinggi.

Tidak ada cara mudah untuk membuat anak terhindar dari narkoba apalagi di era masa kini.

Tentunya sebagai orangtua yang membesarkan anak di era modern, melarangnya pergi bersosialisasi bukan opsi yang pintar untuk dilakukan. Ini dikarenakan anak jaman sekarang cenderung lebih suka membangkang atau menantang balik orangtua mereka jika tidak diperbolehkan melakukan suatu hal.

Lebih parahnya lagi, ketika dikeraskan oleh salah satu atau kedua orangtunya,  kebanyakan dari mereka memilih untuk kabur dari rumah. Tentunya tidak ada orangtua yang menginginkan ini. Lantas, bagaimana caranya agar tidak selalu khawatir dan ketar-ketir saat anaknya sedang pergi dengan teman-temannya? Bagaimana cara mendidik mereka namun tanpa harus membuatnya merasa terpojok, takut, tertutup atau pun sakit hati?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Strategi melindungi anak dari bahaya narkoba

Berikut strategi untuk membuat anak terhindar dari bahaya narkoba seperti dilansir dari sejumlah sumber, Senin (10/10/2016).

Bukan kasih perintah tapi memberikan arah

Kesalahan banyak orangtua adalah memberitahukan anaknya untuk menghindari narkoba dengan cara keras atau melalui sebuah perintah. Terlebih, banyak orangtua melontarkan pelarangannya yang dalam bentuk perintah ini tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut soal bahaya dan dampak buruknya terhadap diri sang anak dan juga orang-orang yang ada di sekitarnya.

Ketika seorang anak diperintah dan diberitahukan suatu hal yang berbahaya, dirinya cenderung akan menjadi penasaran dan semakin mungkin sang anak tergerak untuk melakukannya. Jelaskanlah padanya bahwa narkoba mengancam kesehatan fisik dan mentalnya, membuat seluruh keluarga kecewa, menghancurkan pertemanan dan rumah tangga, menjauhkannya dari kesuksesan, menurunkan derajat sekaligus martabatnya sebagai manusia dan menghabiskan banyak uang.

Jangan ancam tapi buat anak sungkan

Tidak ada cara mudah untuk membuat anak terhindar dari narkoba apalagi di era masa kini.

Ketika melarang anak, jangan ancam dia dengan kalimat-kalimat seperti, “Kalau kamu pakai narkoba nanti mama dan papa tidak akan anggap kamu anak lagi!”,”Mama dan papa tidak akan membiayai kamu lagi kalau sampai gunakan narkoba!,” dan lainnya yang berhubungan dengan upaya untuk mengusirnya, menggunakan kekerasan terhadapnya, menyinggung kekurangannya.

Ancaman akan membuat mereka takut tapi dibumbui oleh rasa kesal. Rasa kesal sangat mungkin membuat mereka tergoyah untuk menggunakannya suatu hari saat kedua orangtua tiba-tiba membuat sang anak kecewa. Mereka pun bisa menjadikannya senjata untuk melawan perbuatan orangtua yang kurang berkenan di hati mereka.

Para orangtua disarankan untuk menyampaikan pesannya dengan intonasi suara yang enak didengar, nyaman di hati dan kalimat yang membuatnya berpikir dua kali untuk melakukannya. Contohnya, “Anakku sayang, tolong hindari hal-hal yang negatif ya seperti narkoba, mama dan papa sayang sama kamu. Boleh kok pergi sama teman-teman tapi ingat ya jangan lakukan hal yang bisa membuat papa dan mama merasa gagal membesarkanmu ya…”.

Buatlah anak merasa nyaman di rumah, ajak ia mengobrol soal hal-hal yang ia sukai agar ia juga merasa nyaman dengan keberadaan orangtuanya. Dengan begitu, anak kemungkinan besar akan memilih untuk lebih banyak di rumah dan merasa rindu berada di dekat kedua orangtuanya.

3 dari 3 halaman

Strategi mendidik anak anti narkoba

Cek darah setiap minggu dan pengeluaran setiap bulan

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika orangtua mengijinkan anaknya untuk pergi dan bergaul dengan teman-temannya, ada sedikit rasa curiga yang menghantui pikiran mereka. Mencurigai sang anak bukanlah solusinya karena hanya akan membuatnya tidak nyaman untuk terbuka dengan orangtua soal hal apa pun. Ketika anak menjadi tertutup, orangtua akan lebih susah memantaunya dan mengetahui apa pun yang terjadi dalam hidup mereka.

Pasalnya, jika anak betul jatuh ke lubang yang salah, kemungkinan mereka telat mengetahuinya sangat besar. Lebih baik untuk orangtua memberikan pesan sebelum anak diijinkan pergi untuk selalu berhati-hati. jangan biarkan mereka merasa terkekang, tetapi pada akhir pekan, cek urin atau darahnya untuk memastikan bahwa anak tidak ternodai zat narkoba apa pun dalam tubuhnya.

Ini adalah cara terbaik agar setiap orangtua bisa tetap merasa tenang saat membiarkan anaknya pergi. Sang anak juga akan lebih tergerak hatinya untuk menghindari hal tersebut lantaran sadar bahwa ia tidak akan bisa menutupi dan mengelabui hasil tes urin atau darahnya apabila betul-betul menggunakan.

Terlebih, orangtua juga disarankan agar selalu mengecek keuangan anak setiap saat. Apabila anak sudah punya ATM, pastikan buku tabungannya ada di tangan orangtua. Ini agar setiap orangtua bisa selalu tahu berapa uang yang digunakan setiap bulan dan untuk apa. Jangan biarkan anak terlalu sering memegang uang dalam jumlah besar karena membuatnya lebih mudah untuk menggunakannya tanpa terdeteksi untuk apanya.

Buat anak sibuk

Orangtua disarankan untuk menyibukkan anaknya agar mereka tidak terlalu banyak mempunyai waktu kosong yang membuatnya bosan dan lari ke hal-hal yang tidak diinginkan. Bagi anak yang juga mempunyai banyak masalah atau dihadapi konflik hidup seperti perceraian orangtua, kesibukan akan membantu mengalihkan pikirannya.

Libatkan anak dalam program bimbingan belajar sepulangnya dari sekolah, kegiatan olahraga, kesenian dan aktivitas lain yang mengasah ketrampilannya. Dengan begitu, anak akan lebih mungkin terhindar dari potensi penggunaan narkoba karena ia sudah terlalu sibuk dan pastinya terlalu lelah untuk melakukan hal lainnya setelah beraktivitas seharian penuh.

Ketika ia aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, anak akan lebih memperhatikan berat badannya dan juga staminanya. Jadi, mereka lebih mungkin menghindari narkoba atas kesadaran sendiri karena tidak ingin kemampuan fisiknya terganggu.

Ajak anak kunjungi pusat rehabilitasi

Tidak ada cara mudah untuk membuat anak terhindar dari narkoba apalagi di era masa kini.

Mungkin cara terbaik untuk membuat anak terhindar dari penggunaan dan potensi kecanduan narkoba adalah memberikan mereka efek jera. Caranya, orangtua bisa mencoba membawanya ke pusat rehabilitasi untuk menyaksikan secara langsung para pecandu yang sedang meringkih kesakitan sekaligus kesengsaraan karena sakau dan korban lainnya.

Dengan sang anak menyaksikan langsung dampak buruk yang akan terjadi ketika dirinya menggunakan narkoba, ia akan berpikir dua kali untuk melakukannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini