Sukses

Kenali Indikasi Keterlambatan Perkembangan Anak Sebelum Terlambat

Bagi para orangtua yang kesulitan mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan pada anak, cek tanda-tadanya disini.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan setiap anak memang berbeda-beda antar satu sama lainnya. Para orangtua dihimbau untuk memantau dengan serius, tren perkembangan otak sekaligus kemampuan fisik anak selama fase masa pertumbuhan.

Jika perkembangannya terbukti sedikit tertinggal dari anak yang lain atau lebih lambat daripada umumnya, orangtua diharapkan tidak harus terlalu menyisihkan banyak waktu dan tenaga merasa cemas. Ini dikarenakan keterlambatan berskala kecil normalnya hanya terjadi sesaat atau dalam kurun waktu tertentu dan bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Akan tetapi, kedua orangtua harus menganggap serius apabila  keterlambatan perkembangan terjadi secara terus-menerus atau dinilai berskala besar lantaran kondisi ini dapat menyebabkan masalah untuk diri sang anak di kemudian hari.

Keterlambatan perkembangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor keturunan, masalah yang dihadapi sang ibu selama periode kehamilan dan kelahiran prematur. Mengetahui sulitnya kondisi tersebut untuk dipulihkan secara total, alangkah baiknya apabila kedua orangtua berkonsultasi dengan dokter anak dengan pengetahuan mendalam terkait masalah keterlambatan perkembangan pada anak.

Ini penting karena intervensi dini bisa membantu mencegah kondisi tersebut dari potensi menjadi semakin parah atau merajalela, serta perlahan-lahan memotivasi kemajuan anak dan perkembangannya dengan strategi-strategi pilihan, baik secara medis maupun sosial, yang dianggap cocok untuk setiap jenis keterlambatan perkembangan pada anak.

Namun, terkadang permasalahannya bukan di upaya perawatan dan pemulihan sang anak melainkan kesulitan orangtua mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan pada si buah hati.

Kesulitan ini membuat mereka tidak cepat dalam menanggapi masalah yang dihadapi anak. Alhasil, respon telat mereka justru akan membahayakan kesehatan fisik dan mental anak lantaran bisa saja sudah menjadi lebih parah atau perilaku yang mendarah daging sehingga merubahnya pasti memakan waktu lebih lama dan strategi yang harus diterapkan juga semakin rumit.

Untuk para orangtua yang merasa kesulitan mendeteksi adanya potensi keterlambatan pada anak atau yang membutuhkan bimbingan khusus dalam upaya menemukannya, berikut tanda-tandanya seperti dilansir dari Health Line, Jumat (7/10/2016):

1. Keterlambatan perkembangan fungsi motorik

Keterampilan motorik halus merupakan gerakan kecil, seperti memegang mainan atau menggunakan krayon. Sedangkan keterampilan motorik kasar merupakan gerakan yang lebih besar seperti melompat, memanjat tangga, atau melempar bola.

Kemajuan setiap anak memang mungkin berada di tingkat yang berbeda-beda, namun sebagian besar dapat mengangkat kepalanya di usia 3 bulan, duduk di usia 6 bulan, dan dapat berjalan sebelum usia 2 tahun. Pada usia 5 tahun, kebanyakan anak sudah bisa melemparkan bola dan naik sepeda roda tiga.

Namun jika anak Anda menunjukkan beberapa gejala seperti berikut, maka sangat mungkin dirinya mengalami keterlambatan perkembangan pada kemampuan motorik halus dan kasarnya:

a. Badan dan tungkai lunglai.

b. Lengan dan kaki kaku.

c. Tidak bisa duduk tanpa bantuan ketika usianya 9 bulan.

d. Refleks tidak sadar lebih dominan dibandingkan dengan refleks saat dalam kondisi sadar.

e. Kakinya kesulitan menopang berat tubuh saat umur 1 tahun.

2. Keterlambatan perkembangan kemampuan bahasa atau berbicara

Proses pembelajaran bahasa dimulai ketika bayi memberitahu bahwa ia lapar dengan cara menangis. Di usia 6 bulan, kebanyakan bayi sudah mulai bisa mengenali suara bahasa-bahasa dasar. Di usia 12 hingga 15 bulan, bayi sudah harus bisa mengatakan beberapa kata sederhana, bahkan jika pelafalannya masih tidak jelas.

Kemudian, kebanyakan balita bisa mengerti beberapa kata pada saat usianya 18 bulan. Lalu ketika mencapai 3 tahun, kebanyakan anak-anak dapat berbicara dengan kalimat-kalimat singkat.

Gangguan bahasa terjadi ketika anak mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain katakan, dan tidak bisa mengungkapkan isi pikiran mereka. Bahasa meliputi kemampuan berkomunikasi atau berbicara, kemudian gerakan berupa isyarat serta menulis.

Selain itu, pendengaran yang buruk dapat menyebabkan keterlambatan ini, sehingga dokter biasanya akan melakukan tes yang secara spesifik menganalisa indera pendengarannya.

3. Gangguan spektrum autisme

Gangguan perkembangan saraf ini kerap mengganggu kemampuan anak Anda untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Gejalanya tidak jelas di awal-awal, namun menjadi lebih jelas ketika anak sudah mencapai usia 2 atau 3 tahun. Beberapa gejalanya termasuk:

a. Tidak menyahut kembali saat namanya dipanggil.

b. Enggan berpartisipasi dalam suatu aktivitas yang melibatkan banyak orang atau membutuhkan kontak fisik.

c. Ekspresi wajah cenderung stabil dan sangat jarang berubah.

d. Kesulitan mengeluarkan kata saat berbicara seperti terbata-bata dan juga kesusahan mengingat kata dan kalimat.

e. Melakukan gerakan yang berulang-ulang atau secara repetitif.

f. Mengalami masalah koordinasi atau kesulitan menyeimbangkan dirinya.

Pengobatan untuk keterlambatan perkembangan seorang anak bervariasi dan disesuaikan dengan tipe atau jenis keterlambatan perkembangannya. 

Contohnya, terapi fisik disarankan untuk anak penderita keterlambatan perkembangan motorik, kemudian terapi perilaku dan pendidikan untuk membantu anak penderita autisme dan masih banyak lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini