Sukses

5 Negara dengan Kasus Pernikahan Dini Tertinggi

Anak-anak remaja di Afrika banyak yang menikah usia muda.

Liputan6.com, London - Fenomena nikah muda masih ditemukan di berbagai belahan dunia. Bukan hanya menikah di usia awal 20-an tapi juga yang menikah sebelum usianya 17 tahun.

Salah satu negara di dunia yang angka pernikahan di usia amat muda adalah India. Negara ini menjadikan nikah muda sebagai salah satu isu sosial. Selain itu ada juga beberapa negara di benua Afrika yang tinggi angka pernikahan muda.

Berikut selengkapnya seperti dikutip laman IBTimes UK, Senin (8/8/2016).

1. Niger
Menurut United Nations Populations Fund (UNFPA) negara yang berada di Barat Afrika ini memiliki jumlah pernikahan di usia muda tertinggi di dunia. Di Niger, ada satu dari tiga anak perempuan menikah di bawah usia 15 tahun dan ada sekitar 75 persen wanita berusia 20-24 tahun menikah sebelum mencapai usia 18 tahun.

Bahkan menurut aktivis-aktivis bisa jadi anak usia tujuh tahun diminta untuk menjadi pengantin. "Ada banyak alasan terjadinya pernikahan dini tapi krisis pangan membuat hal ini lebih buruk," kata salah satu aktivis World Vision, Fatimah Soumana.

2. Chad
Menurut UNFPA, di negara Afrika Tengah ini ada tiga dari empat anak perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun. Keadaan ini lazim terjadi di semua kelas sosial.

Dalam laporan 2013 pernikahan anak-anak di Afrika Barat, Ford Foundation menekankan bahwa tradisi kultural, konflik, kebingungan orangtua terhadap jumlah anak yang banyak, gagalnya sistem pendidikan jadi alasan praktek pernikahan dini di negara ini masih berlangsung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Malawi

3. Malawi
Negara yang terdapat di daratan Afrika bagian Selatan ini juga memiliki angka pernikahan usia muda yang tinggi. Menurut data statistik pemerintah, setengah populasi anak-anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun. Lalu ada juga anak usia 9 atau 10 tahun dipaksa menikah seperti dilaporkan Human Rights Watch (HRW).

Para anak-anak perempuan ini mengatakan mereka menikah karena ada tekanan dari keluarga agar bisa mendapatkan mas kawin, hamil, atau pernikahan dianggap sebagai jalan keluar dari kemiskinan. Namun HRW melihat, kehamilan di usia muda jadi penyebab utamanya.

"Kehamilan di usia remaja jadi pendorong utama pernikahan anak-anak di Malawi. Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melawan saat melakukan hubungan seks, tidak tahu tentang kontrasepsi, bahkan dipaksan untuk melakukan hubungan seksual untuk uang atau makan. Hingga akhirnya hamil dan dipaksa menikah," seperti tertulis berdasarkan laporan HRW.

4. Bangladesh
Negara yang berada di Asia Selatan ini juga tinggi angka pernikahan usia dini. Menurut laporan UNICEF, sepertiga wanita usia 20-24 tahun menikah pada usia 15 tahun, lalu dua per tiganya menikah pada usia 18 tahun. Persentase pernikahan lebih tinggi bila tinggal di daerah pedesaan.

5. India
UNFPA mengatakan ada 47 persen anak perempuan di India menikah sebelum usia yang diperkenankan seecra hukum.
"Meskipun hukum India melawan pernikahan pada anak-anak, namum agama serta hukum personal membolehkan hal itu," seperti diungkapkan Equality Now.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.