Sukses

Sebelum Anak Menikah, Orangtua Perlu Ajarkan Hal Berikut

Saat anak sudah dewasa bukan berarti orangtua tak boleh memiliki peran lagi, bahkan sebelum menikah orangtua wajib lakukan hal berikut

Liputan6.com, Jakarta Saat anak beranjak dewasa bukan berarti Anda sebagai orangtua harus lepas tangan terhadap kehidupan sang anak. Bahkan di usia dewasa, orangtua harus meneliti dan memberi pandangan kepada anak untuk menikahi orang yang tepat.

Orangtua masih memiliki peran untuk mengontrol anak-anaknya untuk mendapatkan pasangan yang tepat untuk teman hidup mereka kelak.

"Ketika Anda memilih pasangan hidup, Anda akan memilih banyak hal termasuk orangtua pasangan Anda, dan orangtua sangat akan mempengaruhi anak-anak mereka," ungkap Leslie Morgan Steiner, seorang antologi sekaligus editor Modern Mom.

Bahkan sebuah penelitian di tahun 2014 yang dilakukan Pew Research menunjukkan bahwa hampir setengah dari orang Amerika menikah di usia dewasa, secara persentase hanya 51 persen sedangkan pada tahun 1960 sebesar 72 persen, dikutip dari laman Modern Mom, Rabu (23/3/2016).

Kondisi tersebut menuntut para orangtua untuk memberikan pandangan dan opini kepada para anak, untuk bagaimana meneliti dan memilih pasangan dengan tepat untuk kebahagiaan selamanya. Hal ini pun mengurangi angka kemungkinan perceraian terjadi pada anak Anda di kemudian hari.

Berikut pendekatan yang dapat Anda lakukan untuk menggiring anak kepada kebahagiaan di kemudian hari.

- Bicarakan pahit manis pernikahan

Memulai pembicaraan mengenai fakta-fakta pernikahan akan membuka pikiran anak untuk mendapatkan kebahagiaan pernikahan mereka kelak.

Bicarakan bagaimana perceraian bisa terjadi dalam pernikahan, misal dengan menggunakan contoh pasangan yang tidak serasi akan berujung pada perceraian. Buatlah beberapa poin untuk anak bagaimana menghindari hal-hal tersebut dalam hubungan mereka sebelum ke jenjang yang lebih sakral.

- Setelah menikah, siapkah memiliki anak?

Harapan setelah menikah ialah dengan memiliki keturunan. Dengan terbuka membicarakan masalah seks hingga penggunaan program Keluarga Bahagia (KB), akan mengingatkan mereka untuk memikirkan dengan matang sebelum benar-benar siap secara fisik dan ekonomi untuk memiliki anak.

Bedasarkan penelitian baru juga kasus yang kerap kali terjadi pada pasangan menikah, tahun pertama pernikahan menjadi masa rentan terhadap perceraian, kehilangan pekerjaan, hingga kematian pasangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.