Sukses

Benarkah Anak Jalanan di Eksploitasi oleh Orangtuanya?

Menurut psikolog tentang eksploitasi anak jalanan oleh orangtuanya

Liputan6.com, Jakarta Entah berapa banyak anak di bawah umur yang kerap kali berkeliaran di jalanan ibu kota, untuk sesuap nasi dan menyambung hidup keluarganya.

Seperti Aprilyanty bocah berusia 14 tahun ini terlahir di tengah kerasnya kehidupan jalanan. Yanty, sapaan akrabnya biasa mengamen dalam bus-bus kota - selama 6 hingga 8 jam per hari.

Walaupun masih hidup bersama orangtuanya namun Yanty mengaku ia lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Padahal anak seumur Yanty seharusnya wajib dapatkan pendidikan layak.

"Yanty atau anak-anak jalanan lainnya terbiasa hidup dan kerja easy money, yang secara tidak langsung anak hanya memikirkan keberlangsungan hidup dia dan keluarganya," ungkap psikolog Efnie Indrianie, M.Psi, kepada Health-Liputan6.com. Rabu (17/02/2016).

Keberadaan orangtua Yanty di tempat mengamennya hanyalah sebagai pemantau sang anak. Saat ditanya perihal pekerjaan orangtua Yanty, ia menjawab, "Ya mamak sama bapak cuma nganter doang. Kagak kerja. Yang kerja (mengamen) cuman Yanty sama adek Yanty doang. Mamak mah di sini aja ngeliatin Yanty sama jaga-jaga kalo tiba-tiba dikejar Dinsos," jelasnya.

Hal ini tak hanya terjadi pada Yanty. Tak sedikit para orangtua dari anak jalanan yang membiarkan anaknya berjalan menelusuri jalan atau lampu merah, untuk mengamen atau sekedar berjualan minuman, tisu dan lain-lain.

"Secara tidak langsung memang ada manfaat lain dan juga value yang tertanam pada orangtua untuk mengeksploitasi anak mereka", ujar Erni.

Yohana Ratrin Hestyanti, Psi, seorang dosen psikolog di Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta, menambahkan, "Ya bisa dikatakan begitu. Karena kondisi anak lebih memiliki 'nilai jual'. Orang akan lebih kasihan pada anak dan memberi 'lebih' pada mereka di banding pada orang yang lebih tua. Jadi orangtua cenderung memanfaatkan anak," ungkapnya.

Untuk keadaan seperti ini bukan hanya anak saja yang harus mendapatkan pendekatan khusus, namun juga orangtuanya.

Menurut Yohana, pendekatan sistematik yang seharusnya diberikan kepada orangtua juga anak. Karena persoalan ini sudah seperti lingkaran setan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini