Sukses

Bentengi Anak dari Kejahatan Dunia Digital

Tak mungkin orangtua mengawasi anak 24 jam, sehingga yang penting orangtua menanamkan cara mempertahankan diri dari kejahatan digital.

Liputan6.com, Jakarta Akses internet di zaman modern mudah didapatkan siapa saja, termasuk anak. Meski orangtua sudah memberi batasan, tetap saja anak tidak bisa diawasi 24 jam sehari. Karena itu, yang paling penting adalah mekanisme pertahanan yang dibangun anak itu sendiri.

"Cara membangun mekanisme pertahanan itu dengan komunikasi, komunikasi, dan komunikasi," papar psikolog keluarga, Ajeng Raviando dalam acara peluncuran progaram video reality show The Parengkuans di Jakarta, Senin (16/2/2016).

Dimulai dengan memberi tahu anak alasan mengapa mereka sebaiknya tidak melihat hal-hal kekejaman dan pornografi. Perlihatkan pada anak video atau foto-foto negatif, tapi tidak ekstrem. Lalu ajak bicara anak, saat melihat foto pemukulan misalnya, beri pengertian dalam kehidupan nyata hal tersebut boleh dilakukan atau tidak.

"Kita mengajak anak berpikir seperti apa sebaiknya. Bantu anak untuk berpikir, menganalisis, serta mengambil keputusan," ujar Ajeng.

Anak usia sekolah dasar sudah bisa diajak berdiskusi, tapi perlu diingat materi yang dibahas harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangannya.

"Jadi jangan kasih materi anak untuk usia 12 tahun ke anak 6 tahun, dia tidak akan menangkap apa maksudnya," tutur psikolog yang juga ibu dua anak ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.