Sukses

Iklan Rokok Elektronik Pengaruhi Anak-anak

Iklan yang menampilkan rokok elektronik dengan rasa seperti coklat dan permen karet menarik perhatian anak-anak untuk mencoba rokok itu.

Liputan6.com, Jakarta Iklan yang menampilkan rokok elektronik dengan rasa seperti coklat dan permen karet lebih mungkin untuk menarik anak-anak sekolah membeli dan mencoba rokok elektronik daripada mereka menampilkan rokok elektronik, penelitian baru telah ditemukan.

Rokok elektronik sekarang produk nikotin yang paling umum dikonsumsi kalangan anak-anak di negara-negara dengan kebijakan pengendalian tembakau yang kuat, penelitian menunjukkan.

Sebagai penggunaan rokok elektronik naik kalangan anak-anak dan remaja, ada kekhawatiran bahwa penggunaannya dapat menyebabkan merokok tembakau, kata para peneliti dari University of Cambridge.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal BMJ tentang Tobacco Control, peneliti ditugaskan melakukan survet terhadap 598 anak-anak sekolah ke salah satu dari tiga kelompok. Satu kelompok ditunjukkan iklan rokok elektronik dengan rasa permen; kelompok kedua iklan untuk rokok elektronik tanpa rasa; dan kelompok ketiga, kontrol, di mana anak-anak tidak melihat iklan.

Anak-anak sekolah kemudian ditanya daya tarik menggunakan e-rokok dan merokok tembakau, kerugian yang dirasakan dari merokok, berapa banyak mereka menyukai iklan dan apakah mereka tertarik dalam membeli dan mencoba rokok elektronik.

Anak-anak yang menonton iklan untuk rokok elektronik rasa permen menyukai iklan tersebut, dan menyatakan minat yang lebih besar untuk membeli dan mencoba e-rokok daripada rekan-rekan mereka.

"Kami optimis dari hasil kami bahwa iklan e-rokok tidak membuat merokok tembakau lebih menarik, tapi kami khawatir bahwa iklan untuk e-rokok dengan rasa yang mungkin menarik bagi anak-anak sekolah bisa mendorong mereka untuk mencoba produk, "kata salah satu peneliti Milica Vasiljevic dari University of Cambridge dikutip dari situs Times of India, Sabtu (23/1/2016)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.