Sukses

Pola Makan Tinggi Lemak Dapat Melawan Skizofrenia

Pola makan tinggi lemak rendah karbohidrat yang umumnya digemari oleh para binaraga bisa sangat efektif untuk perawatan Skizofrenia.

Liputan6.com, Jakarta Pola makan tinggi lemak rendah karbohidrat yang umumnya digemari oleh para binaraga bisa sangat efektif untuk perawatan Skizofrenia, menurut sebuah temuan dari penelitian terbaru.

Skizofrenia adalah penyakit yang menghancurkan, sebuah penyakit mental kronis yang menjangkiti hampir 1 persen populasi dunia.

Tidak ada obat atau perawatan yang dapat menyembuhkan dan meringankan penyakit ini, dan juga bisa menimbulkan efek samping seperti gangguan motorik, peningkatan berat badan, serta penyakit kardiovaskuler.

Para peneliti menemukan bahwa memberi makan seekor tikus kecil dengan pola ketogenik, yaitu pola makan tinggi lemak namun rendah karbohidrat (gula), menunjukkan berkurangnya perilaku hewan yang menyerupai skizofrenia, seperti dilansir dari laman Times of India, ditulis Kamis, 24/12/2015.

Pola makan ketogenik telah digunakan sejak tahun 1920-an untuk mengkontrol epilepsi pada anak-anak dan baru-baru ini digunakan sebagai pola diet baru yang digemari oleh para atlet binaraga.

Pola makan tersebut bekerja dengan cara menyediakan sumber energi alternatif dalam bentuk yang disebut kondisi keton (kondisi dimana tubuh mengambil lemak sebagai sumber energi, bukan gula dari karbohidrat) dan dengan membantu menghindari fungsi jalur-jalur abnormal sel-sel energi yang ada di otak penderita skizofrenia, ujar salah satu peneliti Zoltan Sarnyai dari James Cook University di Queensland, Australia.

"Kebanyakan orang memiliki sumber energi yang berasal dari lemak. Jadi pola makan ini harus terdiri dari butter, keju, salmon, dan lainnya. Pada intinya, hal tersebut digunakan sebagai tambahan untuk pengobatan pada pasien yang dirawat di rumah sakit dimana pola makan pasien tersebut dapat diawasi,” jelas Sarnyai.

Studi ini juga menunjukkan bahwa tikus kecil yang pola makannya diatur dengan pola makan ketogenik mempunyai berat yang lebih ringan dan tingkat glukosa dalam darah yang lebih rendah daripada tikus yang diberikan pola makan normal.

Temuan ini telah dipublikasikan pada jurnal Skizofrenia Research.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini