Sukses

Belajar dari Thailand, Indonesia Bakal Punya Dokter Keluarga

Seperti halnya di negara maju, tak lama lagi Indonesia akan memiliki dokter keluarga dengan istilah Dokter spesialis Layanan Primer.

Liputan6.com, Jakarta Seperti halnya di negara maju, tak lama lagi Indonesia akan memiliki dokter keluarga dengan istilah Dokter spesialis Layanan Primer. Kementerian Kesehatan Indonesia dalam hal ini menyontoh Thailand yang berhasil memberikan dampak status kesehatan di negaranya.

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan Kementerian Kesehatan, Profesor Akmal Taher mengatakan, pendidikan kedokteran saat ini mengacu pada World Federation for Medical Education. Dan dokter umum dirasa perlu melengkapi kompetensi dokter umum melalui pendidikan dokter layanan primer.

"Dalam Undang-undang Kedokteran, pendidikan kedokteran terdiri dari Basic Medical Education (BME) yang ditempuh dalam 6 tahun. Selanjutnya, berdasar Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, dokter dapat mengambil pendidikan 2-3 tahun untuk menjadi spesialis dan sub-spesialis. Setara dengan spesialis, dokter layanan primer juga dapat ditempuh dengan waktu yang sama," katanya.

Salah satu contoh keberhasilan program dokter layanan primer ini yaitu Thailand. Menurut Akmal, negara gajah putih tersebut baru memulai program pendidikan ini pada 1999. Dan pada 2010, mereka melalukan penelitian untuk melihat perubahan status kesehatan.

"Yang terjadi, saat membandingkan Faskes Primer yang ada dokter biasa dan dokter spesialis layanan primer, yang paling banyak merujuk adalah dokter biasa atau sekitar 21 persen. Sedangkan dokter keluarga hanya merujuk sekitar 11 persen pasien. Padahal fasilitas kesehatan yang diberikan sama. Ini menunjukkan," katanya saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (11/12/2015).

Sepintas, kata dia, kunjungan ke faskes rujukan di Thailand tak terpaut jauh atau 10 persen. Tapi bila hal ini terjadi di Indonesia, bisa dibayangkan, saat ini rujukan ke rumah sakit mencapai 51 juta. Kalau saja dalam setahun ada 100 juta jiwa yang datang ke faskes primer, maka 10 persennya berarti ada 10 juta orang yang selesai berobat di Faskes Primer seperti Puskesmas atau klinik.

Satu lagi, kelebihan adanya dokter spesialis layanan primer yaitu ketepatan diagnosis. "Kami tidak bilang dokter umum yang lulus itu jelek, tapi ini dapat menjadi acuan bagi mereka untuk menaikkan grade-nya. Kegunaan dokter umum kan bukan hanya melayani pasien tapi juga disiapkan untuk menjadi spesialis, peneliti dan sebagainya. Itulah basic medical education," tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini