Sukses

Bermain Video Game 3D Bisa Meningkatkan Pembentukan Daya Ingat

sebuah studi yang mengungkapkan bahwa permainan video game 3D, selain memang menyenangkan, juga mampu meningkatkan pembentukan daya ingat.

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda sangat menggemari video games 3 dimensi (3D)? Jika memang iya, mungkin hal itu tidak buruk bagi Anda karena ada sebuah studi yang mengungkapkan bahwa permainan video game 3D, selain memang sangat menyenangkan, juga mampu meningkatkan pembentukan daya ingat.

 Baca Juga


Tambahan baru bagi harta karun hasil penelitian yang menunjukkan permainan ini bisa meningkatkan koordinasi mata-tangan dan waktu bereaksi, temuan ini juga menunjukkan potensi untuk pendekatan baru yang menyenangkan untuk membantu orang-orang yang mengalami penurunan daya ingat akibat umur atau menderita demensia.

Untuk penelitian mereka, neurobiolois Craig Stark dan Dane Clemenson merekrut siswa-siswa non-gamer untuk memainkan video game apah itu game pasif, game 2 dimensi (seperti Angry Birds) atau yang lebih rumit, game dengan efek 3 dimensi selama 30 perhari selama 2 minggu.

Sebelum dan sesudah periode 2 minggu bermain game tersebut, para siswa diberikan tes ingatan yang melibatkan hippocampus otak, bagian yang berhubungan dengan berpikir kompleks dan ingatan.

Para siswa tersebut diberikan rangkaian gambar dari objek-objek yang dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari untuk dipelajari. Kemudian mereka diberikan gambaran-gambaran dengan objek yang sama, objek baru dan lainnya yang mempunyai sedikit perbedaan dari gambar awal dan mereka diminta untuk membaginya dalam beberapa kategori.

Pengenalan terhadap gambar yang mempunyai sedikit perbedaan membutuhkan peran dari hippocampus, ujar Stark.

Sisa-siswa yang bermain video game 3D mengalami perbaikan nilai pada uji ingatan mereka, sementara yang bermain game 2D tidak.

Kemampuan ingatan meningkat sebanyak 12 persen, dan jumlah ini sama dengan jumlah penurunan ingatan secara normal yang dialami oleh orang-orang berusia 45 dan 70 tahun.

"Pertama, video game 3D ini memiliki beberapa hal yang tidak ada pada game 2D. Mereka mempunyai banyak informasi ruang pada permainannya untuk dieksplor. Kedua, video game 3D jauh lebih kompleks, tentunya juga mengandung lebih banyak informasi untuk dipelajari,” tambah Clemenson.

“Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa pembelajaran semacam ini dan kemampuan ingatan tidak hanya menstimulasi namun memerlukan kemampuan dari hippocampus,” tambahnya.

Studi ini dipublikasi pada The Journal of Neuroscience, seperti dikutip dari laman Times of India, ditulis Jumat, 11/12/2015.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.