Sukses

Pertama di Dunia, Sembuhkan Leukemia dengan Modifikasi Sel Imun

Untuk pertama kalinya di dunia, seorang anak penderita leukemia disembuhkan dengan pengobatan menggunakan modifikasi sel kekebalan tubuh.

Liputan6.com, London - Leukemia merupakan salah satu jenis kanker yang sulit disembuhkan. Namun, sekarang muncul harapan baru. Suatu penyembuhan baru sekarang menggunakan 'gunting molekuler' untuk mengubah gen dan menciptakan sel kekebalan tubuh yang dirancang untuk memburu serta membunuh leukemia yang kebal melawan obat.

Dalam terbitan berita rumah sakit Great Ormond Street Hospital (GOSH) di London, Inggris, penyembuhan ini sebelumnya hanya diuji di laboratorium dan baru saja diterapkan kepada seorang anak perempuan bernama Layla (1) yang menderita acute lymphoblastic leukaemia (ALL) berulang. Ia sekarang bebas dari kanker dan sehat-sehat saja.

Terobosan ini dipelopori oleh tim peneliti GOSH dan Institute of Child Health’s (ICH) di University College London (UCL), yang bersama-sama mengembangkan cara penyembuhan sejumlah penyakit paling langka pada anak-anak.

Kemoterapi memang sukses menyembuhkan banyak pasien leukemia, tapi bisa saja tidak berdaya pada pasien dengan kanker agresif di mana sel-sel kankernya tersembunyi atau kebal obat.

Sejumlah perkembangan baru mengarah kepada penyembuhan di mana sel-sel kekebalan tubuh, T-cells, dikumpulkan dari sang pasien dan diprogram menggunakan terapi gen untuk mengenali dan membunuh sel-sel kanker.

Sudah ada beberapa percobaan klinis yang dilakukan, tapi seorang penderita leukemia, maupun mereka yang pernah menjalani beberapa kali kemoterapi, kadang-kadang tidak memiliki T-cells dalam jumlah yang cukup untuk dikumpulkan dan dimodifikasi. Penyembuhan jenis ini tidak cocok.

Dengan demikian, tim GOSH telah menggunakan modifikasi T-cells yang berasal dari donor dan mempersenjatainya melawan leukemia.

Menggunakan TALEN®, perangkat molekuler yang bertindak seperti gunting yang sangat teliti, gen-gen tertentu dipotong sehingga menjadikan T-cells memiliki 2 perilaku penting.

Pertama, sel-sel ini kemudian tidak dapat 'terlihat' oleh obat kuat leukemia yang biasanya memusnahkan mereka. Kedua, sel-sel ini diprogram ulang supaya membidik dan memerangi hanya sel-sel leukemia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Izin Khusus untuk Layla

Tim GOSH dan UCL ICH, bersama dengan sejumlah penyidik di UCL dan perusahaan bioteknologi Cellectics, telah mengembangkan bank donor T-cells siap pakai yang pasokan pertamanya masih harus menjalani uji coba. Tapi, setelah mendengar tentang kisah balita Layla, tim ini kemudian menerima izin khusus untuk mencobakan penyembuhan ini lebih awal.

Profesor Waseem Qasim, seorang profesor terapi sel dan gen di UCL ICH sekaligus Konsultan Ahli Imunologi GOSH, mengatakan, “Pendekatan ini telah sangat sukses di laboratorium. Dengan demikian, ketika saya mendengar bahwa tidak ada pilihan lagi untuk menyembuhkan penyakit anak itu, terpikir oleh saya, ‘kenapa kami tidak menjajal sel CUART19 yang baru?’”

Kemoterapi memang sukses menyembuhkan banyak pasien leukemia, tapi bisa saja tidak berdaya pada pasien dengan kanker agresif di mana sel-sel kankernya tersembunyi atau kebal obat. (Sumber sec.gov)

“Penyembuhannya benar-benar coba-coba dan kami harus mendapatkan izin khusus, tapi anak tersebut sepertinya cocok dengan pendekatan jenis ini.”

Orang tua pasien juga sangat ingin mencoba penyembuhan tersebut. Lisa, ibu sang anak, mengatakan, “Kami tidak ingin menerima perawatan paliatif. Jadi kami tanya kepada para dokter untuk mencoba apa pun untuk putri kami, bahkan bila belum pernah dicoba sebelumnya.”

Penyembuhan itu melibatkan 1 ml sel-sel UCART19 yang dimasukkan dengan saluran IV selama sekitar 10 menit. Setelah sel-sel itu diberikan, pasien dijaga dalam isolasi selama beberapa bulan unutk melindunginya dari infeksi selagi sistem kekebalannya sedang sangat lemah. Selama itu, sang pasien secara umum baik-baik saja.

Setelah beberapa minggu, muncullah tanda-tanda bahwa penyembuhannya bekerja. Profesor Paul Veys, direktur transplantasi sumsum tulang belakag GOSH sekaligus pimpinan klinis, mengatakan, “Karena ini merupakan pertama kalinya cara ini dipergunakan, kami tidak mengetahui jika ataupun kapan harus terasa hasilnya, jadi kami sangat gembira ketika penyembuhannya memang bekerja. Leukemia yang dideritanya sangat agresif sehingga tanggapan tubuh pasien terasa seperti mujizat.”

Setelah para dokter yakin sel-sel leukemia itu telah habis, sang pasien diberikan transplantasi sumsum untuk menggantikan seluruh sistem kekebalannya yang telah disapu bersih oleh penyembuhan tersebut. Anak itu sekarang dalam pemulihan di rumah, walaupun ia kembali ke GOSH secara teratur untuk memeriksa apakah sel-sel sumsumnya sehat dan jumlah darahnya terus menuju normal.

Kemoterapi memang sukses menyembuhkan banyak pasien leukemia, tapi bisa saja tidak berdaya pada pasien dengan kanker agresif di mana sel-sel kankernya tersembunyi atau kebal obat. (Sumber iflscience.com_

Profesor Qasim memberi amaran, “Kami telah mencobakan ini pada seorang anak perempuan mungil yang sangat kuat dan kami harus wanti-wanti kalau mengakui bahwa cara ini cocok untuk semua anak. Namun demikian, ini pertanda utama dalam penggunaan teknologi baru rekayasa gen dan dampaknya pada anak ini telah luar biasa.”

Sementara itu, Dr André Choulika, pemimpin dan CEO Celletics mengatakan, “Tujuan utama Celletics adalah untuk memberikan terpai CAR-T alogenik yang terjangkau, berbiaya efektif, dan siap pakai bagi pasien-pasien kanker lintas geografi. Dengan mendekatnya uji klinis bagi UCART yang pertama, hal ini bisa menjadi awal suatu revolusi dalam terapi kekebalan kanker.” (Alx)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini