Sukses

Ternyata Aksi Kekerasan dalam Game Ada Manfaatnya

Permainan atau game dengan banyak aksi kekerasan pastilah dikaitkan dengan aspek negatif bagi pemainnya, padahal tak selamanya begitu.

Liputan6.com, Jakarta Permainan atau game dengan banyak aksi kekerasan pastilah dikaitkan dengan aspek negatif bagi pemainnya. Meski beberapa argumen tersebut disetujui, terutama soal dampak prilaku agresif dan kriminal, masih ada orang-orang di luar sana yang bersikukuh membelanya.

Dikutip dari Medical Daily, Senin (2/11/2015) lalu, para peneliti dari Dartmouth College, New Hampshire, Amerika Serikat adalah kelompok yang memandang positif game Grand Theft Auto atau Halo. Dan studi mereka berfokus bukan pada pemasaran game atau bagaimana orang memainkannya.

Mereka melihat cara permainan itu sendiri dirancang dan bagaimana desain sebuah permainan dapat mengubah prasangka pemain, mengurangi stereotip soal gender dalam kehidupan sosial serta menanamkan visi pemainnya yang lebih luas keberagaman latar belakang manusia.



Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal berjudul Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, tak satu pun dari game terang-terangan menyarankan kemampuan pemainnya untuk berprasangka terhadap sesuatu. Dan penelitian yang dikerjakan di Dartmouth’s Tiltfactor Lab ini menemukan kalau para pemain punya lebih waktu menyenangkan serta menunjukkan pertumbuhan yang lebih terlihat.

"Pekerjaan kami menunjukkan bahwa secara strategis game telah menanamkan teknik psikologis dalam desainnya, baik meningkatkan dampak permainan dan memberikan pengalaman transformatif pemainnya," kata Mary Flanagan, profesor terkemuka sekaligus direktur pendiri Tiltfactor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.