Sukses

Berapa Lama Nenek Moyang Kita Tidur Tiap Malam?

Jangan bayangkan mereka tidur hingga belasan jam tapi ternyata jauh lebih sedikit dari masyarakat modern.

Liputan6.com, New York- Mungkin Anda pernah mendengar bahwa kita perlu tidur delapan jam setiap malam agar sehat. Hal ini katanya seperti yang dilakukan nenek moyang dulu yang mampu tidur panjang karena tidak terganggu sibuknya kota modern, kerlap kerlip lampu, atau TV.

Ternyata nenek moyang tidak tidur selama itu juga. Menurut studi yang dipublikasikan pekan lalu dalam Current Biology, para ilmuwan mencatat pola tidur masyarakat pemburua di Afrika dan Amerika Selatan kurang dari delapan jam.

Orang-orang suku Hadza di Tanzania, San di Namibia dan Tsimane di Bolivia memiliki pola tidur sangat mirip yakni antara 5,7 jam dan 7,1 jam per malam. Rata-rata 6,4 jam.

"Kami menemukan bahwa manusia yang tidur di lingkungan yang dekat dengan alam tidak tidur lebih lama dibandingkan masyarakat modern," tutur peneliti tidur dari UCLA's Semel Institute of Neuroscience and Human Behavior, Amerika Serikat, Jerome Siegel.

Menariknya, suku pemburu ini tidur 3,5 jam sesudah matahari tenggelam dan bangun sebelum matahari terbit. Prevalensi insomnia di suku ini sangat rendah, yakni kurang dari 10 persen.

Namun bukan berarti juga Anda membiasakan untuk tidur kurang seperti disampaikan Siegel. Lebih baik Anda lakukan tes untuk mengetahui sudah cukup tidur atau belum yakni: Apakah saya merasa lelah sepanjang hari? Jika iya, tidurlah lebih lama. Jika Anda masih merasa sudah tidur cukup, lebih dari delapan jam per hari dan pada siang hari masih merasa lelah, ada baiknya mengunjungi dokter.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendapat Peneliti Lain

--

Menanggapi penelitian yang disampaikan Siegel, peneliti tidur dari University of Pennsylvania School of Medicine, Amerika Serikat, David Dinges yang tak terlibat dalam penelitian ini merasa ragu untuk tidak menyarankan orang tidur kurang dari tujuh jam.

Menurut Dinges, kebutuhan kognitif, tekanan, dan gaya hidup antara zaman sekarang berbeda. Ini sebabnya kebutuhan tidur antara kita dan orang di zaman pemburu berbeda meski belum dilakukan penelitian.

Dinges menuturkan orang yang tidur tujuh jam atau lebih memiliki risiko lebih rendah terkena obestas, sindrom metabolik, dan aneka masalah kesehatan lain. Tapi tidur delapan jam lebih tidak menunjukkan apa-apa.

"Tidur kurang dari enam jam sehari akan timbulkan masalah bagi masyarakat industri," terang Dinges.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.