Sukses

Suasana Hati Remaja Lebih Mudah Berubah

Perubahan suasana hati remaja menurun secara bertahap karena usia yang bertambah.

Liputan6.com, Jakarta Perubahan suasana hati remaja menurun secara bertahap karena usia yang bertambah, temuan terbaru sebuah studi mengenai bagaimana orangtua menghadapi anak yang mendadak murung.

Temuan ini juga membantu mengidentifikasi ketika ketidakstabilan dianggap berisiko dan memerlukan intervensi. Masa remaja biasanya dianggap sebagai masa-masa sulitnya mereka mengontrol emosi.

"Kami menemukan, remaja usia awal memiliki emosi yang sulit terkontrol lebih besar, tapi secara bertahap mampu menstabilkan suasana hati mereka," kata rekan penulis studi Profesor Hans M. Koot dari Universitas VU Amsterdam dikutip dari situs Times of India, Jumat (16/10/2015)

Selama masa remaja, suasana hati remaja mudah naik turun dan berubah-ubah. Awalnya bahagia, mendadak marah, dan berubah sedih.

Meskipun anak perempuan memiliki emosi yang meledak-ledak lebih tinggi daripada anak laki-laki, tapi laju perubahan di masa remaja adalah sama untuk kedua jenis kelamin.

"Sebuah pesan penting untuk remaja, orangtua, dan guru adalah bahwa perubahan suasana hati sementara selama masa remaja awal mungkin sebenarnya normal dan tidak selalu alasan untuk khawatir," tambah Koot.

Peneliti diikuti 474 remaja usia berusia 13 sampai 18 tahun yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi di Belanda. Empat puluh persen dari remaja ini berada pada risiko tinggi untuk eksternalisasi perilaku (misalnya, agresif atau tunggakan perilaku) pada usia 12.

Menggunakan buku harian internet, para remaja dinilai suasana hati di kehidupan sehari-hari dalam hal kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, dan kecemasan selama tiga minggu. Ini dilakukan selama lima tahun.

Para peneliti mengemukakan bahwa suasana hati remaja bisa menjadi lebih stabil karena peristiwa yang baru pada awal masa remaja seperti cinta pertama dan konflik dengan orangtua.

Dan ada kemungkinan bahwa remaja mencari tahu dari waktu ke waktu bagaimana menangani lebih efektif dengan perubahan suasana hati mereka.

"Remaja yang terus menjadi sangat murung atau yang mendapatkan bahkan lebih moody di masa remaja mungkin perlu dipantau lebih dekat karena penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perubahan suasana hati yang ekstrem terkait dengan masalah emosional, perilaku, dan interpersonal," kata penulis pertama Dominique F. Maciejewski dari VU University.

Penemuan ini dipublikasikan dalam Jurnal Child Development.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini