Sukses

Murid Sekolah di Jepang Belajar Mandiri Ketika Makan Siang

Anak-anak di Jepang telah diajarkan rasa tanggung jawab sejak dini. Salah satunya tercermin dalam kebiasaan yang diterapkan di sekolah.

Liputan6.com, Tokyo- Anak-anak di Jepang telah diajarkan rasa tanggung jawab sejak dini. Salah satunya tercermin dalam kebiasaan yang diterapkan di sekolah. Tak hanya tanpa bus sekolah, mereka pun harus menyajikan makan siang sendiri tanpa bantuan orang lain atau petugas kebersihan sekolah. Mereka bertanggung jawab atas pembagian makan siang dan menjaga agar gedung sekolah tetap bersih.

CafCu Media mengabadikan kegiatan makan siang para murid di sebuah sekolah di wilayah Saitama, Jepang. Sekolah tersebut terbilang unik karena memiliki kebun sayur sendiri dan sebagian besar menu makan siang murid-murid berasal dari sana.

Sekolah-sekolah di Jepang tak dilengkapi dengan kantin, jadi para siswa biasanya makan siang di kelas masing-masing. Meski begitu, tersedia sebuah dapur utama tempat memasak makanan dan ada sebuah sistem untuk pembagian lauk yang terdiri dari ikan goreng dengan saus, sup sayuran, dan kentang tumbuk bagi murid-murid yang lapar. Jadi, setiap hari para murid bergantian ke dapur untuk mengambil makan siang dan membagikannya pada teman-teman sekelas.  

Rata-rata sekolah di Jepang tak dilengkapi kantin sehingga para murid harus bergantian bertugas mendistribusikan makan siang bagi teman-teman lainnya. (Foto: Rocketnews24.com)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Belajar berorganisasi dan kebersihan

Ketika melakukan hal itu sesungguhnya para murid belajar mengenai cara berorganisasi dan kebersihan serta kesehatan. Murid-murid yang mendapat giliran membantu mendistribusikan makanan diberi semacam jubah, penutup kepala, dan masker. Sebelum ke dapur, mereka akan diperiksa untuk memastikan tak ada yang tengah batuk atau flu. Jika ada yang sedang kurang sehat, maka murid tersebut diganti dengan murid lainnya. Mereka pun diwajibkan mencuci tangan dengan gel antibakteri. 

Rata-rata sekolah di Jepang tak dilengkapi kantin sehingga para murid harus bergantian bertugas mendistribusikan makan siang bagi teman-teman lainnya. (Foto: Rocketnews24.com)

Koki di dapur telah menyiapkan troli berisi makanan untuk tiap-tiap kelas. Setelah mengucapkan terima kasih pada koki atas kerja keras mereka, murid-murid kembali ke kelas dan membagikan makanan tersebut pada teman-temannya.

Murid-murid yang akan makan di kelas biasanya sudah menyiapkan alas makan dan sumpit di meja masing-masing sambil menunggu makan siang datang dan dibagikan. Peralatan makan tersebut mereka bawa dari rumah masing-masing. Setelah selesai makan, masing-masing murid akan membantu membersihkan meja mereka.

Ketika makanan tiba, murid-murid yang bertugas akan mengedarkan roti dan susu sementara murid-murid lainnya mengantri. Setelah selesai makan, murid-murid yang bertugas membawa troli berisi piring kotor ke dapur untuk dicuci serta membasuh kotak susu bekas untuk didaur ulang, dilansir dari laman Rocketnews24, Rabu (7/10/2015). 

3 dari 3 halaman

Rutin dilakukan

Waktu persiapan makan siang hingga selesai memakan waktu sekitar 45 menit. Meski telah selesai makan siang, murid-murid akan membersihkan sekolah alih-alih bermain. Tak hanya kelas yang disapu dan dipel, mereka pun membersihkan lorong-lorong sekolah, ruang olahraga, pintu masuk, hingga toilet sekolah. 

Rata-rata sekolah di Jepang tak dilengkapi kantin sehingga para murid harus bergantian bertugas mendistribusikan makan siang bagi teman-teman lainnya. (Foto: Rocketnews24.com)

Hal tersebut rutin mereka lakukan setiap hari. Sekolah-sekolah di Jepang percaya, murid-murid tak hanya harus belajar matematika, sains, dan sastra, melainkan juga cara menjadi mandiri, tak menjadi beban bagi orang lain, dan menghargai usaha yang dilakukan orang lain untuk mereka.

Meski banyak orang menganggap hal tersebut terlalu berat untuk diserap anak-anak seusia mereka, namun video yang dibuat oleh CafCu Media membuktikan kebiasaan baik yang ditanamkan sejak kecil tentu akan berguna sepanjang usia mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.