Sukses

Mitos, Kejang Demam Lebih dari 3 Kali Bikin Anak Bodoh

Jangan percaya mitos yang menyebut anak yang kejang demam lebih dari 3 kali akan terganggu otaknya dan menjadi bodoh.

Liputan6.com, Jakarta Orangtua tak perlu panik mendapati si Kecil alami kejang demam untuk pertama kali. Segera bawa ke dokter guna pemeriksaan lebih lanjut. Umumnya kejang demam tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Kejang demam pada anak biasanya cukup ringan. Meski terlihat mengerikan di mata orangtua. Pada kebanyakan kasus, kejang demam akan berulang, terutama pada anak berusia di bawah 5 tahun.

Pun pada anak yang mengalami kejang lebih dari 15 menit dan tidak berhenti padahal sudah diberi diazepam per rektal dua kali. Dengan membawa si Kecil rumah sakit, dokter akan memberi diazepam lewat jalur intravena dengan dosis 0,3 s.d 0,5 miligram per kilogram berata badan.

"Jika kejang belum berhenti juga, dapat dilanjutkan dengan pemberian fenitoin. Dan jika kejang tak kunjung berhenti juga, ada baiknya jika anak dirawat di ruang intensif," kata dr Rudianto Sofwan dikutip dari buku Cara Tepat Atasi Kejang pada Anak, Kamis (6/8/2015)

Alasan lain orangtua tak perlu takut dan panik saat anaknya mengalami kejang demam pertama kali adalah belum pernah ada laporan kondisi itu menyebabkan gangguan neurologis, gangguan perkembangan, dan kematian.

"Termasuk jangan percaya mitos yang menyebut anak yang kejang demam lebih dari 3 kali akan terganggu otaknya dan menjadi bodoh. Faktanya, kejang demam memang kerap berulang, namun tidak menyebabkan otak anak terganggu dan menjadi bodoh," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.