Sukses

`Makan untuk Dua Orang` Selama Hamil Tidak Dianjurkan

Dokter justru mengingatkan agar ibu hamil tidak makan berlebihan karena berisiko mengembangkan masalah berat badan.

Liputan6.com, London - Makan banyak di masa kehamilan agar ibu dan anak mendapat nutrisi lengkap hanyalah mitos. Dokter justru mengingatkan agar ibu hamil tidak makan berlebihan karena berisiko mengembangkan masalah berat badan. Hal itulah yang membuat mereka sulit mengembalikan bobot tubuh seperti semula setelah melahirkan.

Dengan alasan memiliki sistem pencernaan yang sama dengan manusia, para peneliti menggunakan lalat buah untuk melihat bagaimana proses penyerapan dan penyimpanan lebih banyak energi dari makanan yang dikonsumsi saat hamil. Lalat buah juga menghasilkan hormon pemicu pertumbuhan usus yang membuat tubuhnya menyimpan lebih banyak lemak setelah menikah.

Para peneliti mengatakan, cara kerja hormon itu mirip dengan hormon tiroid yang dimiliki manusia.

Peneliti utama dari Medical Research Council (MRC) Clinical Sciences Centre di London, Dr Irene Miguel Aliaga mengatakan, pada penelitian sebelumnya pun telah diperlihatkan, `makan untuk dua orang` selama kehamilan sama sekali tidak perlu.

"Penelitian kami menunjukkan, sistem pencernaan sudah mengantisipasi tuntutan bahwa bayi tumbuh dengan baik di tubuh kita," kata Irene dikutip dari situs Daily Mail, Rabu (29/7/2015)

Rekan Irene, Dr Jake Jacobson menambahkan, lalat buah juga memanfaatkan dan menyimpan lemak seperti yang dilakukan manusia. Pun metabolisme mereka dikendalikan hormon yang sama. "Sekarang kita telah menemukan alasan biologis wanita sulit menurunkan berat badan setelah melahirkan," kata Jake.

Dalam Jurnal eLife tertulis, perubahan metabolisme memiliki peran menentukan kesuburan. Lalat betina menghasilkan lebih sedikit telur ketika hormon remaja dicegah untuk memperbesar usus. Perempuan dianggap mengalami pertumbuhan usus yang serupa setelah hamil.

"Penelitian ini memiliki poin penting tentang penjelasan ilmiah mengapa makan untuk dua orang selama kehamilan tidak diperlukan. Justru kondisi ini berbahaya. Penelitian ini juga sebagai bukti, pola diet yang ibu jalani berdampak pada anak di kemudian hari," kata Kepala Penduduk dan Sistem Kedokteran di MRC, Dr Joe McNamara yang menganjurkan ibu makan lebih sedikit di bulan-bulan terakhir kehamilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini