Sukses

Hati-hati, Pelihara Kucing Berisiko Kena Gangguan Bipolar

Studi terbaru menunjukkan seseorang yang memelihara kucing secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit mental.

Liputan6.com, New York- Tingkah lucu dan menggemaskan jadi salah satu alasan seseorang memelihara kucing. Tapi jangan hanya tahu lucunya saja, ketahui juga risikonya. Studi terbaru menunjukkan seseorang yang memelihara kucing secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit mental seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan kecanduan terhadap sesuatu.

Hal ini disebabkan karena kotoran kucing mengandung T. gondii (Toxoplasma gondii). Ini adalah parasit berbahaya yang bertahan di dalam tanah dan air selama bertahun-tahun. Parasit ini bisa berpindah ke mana saja atau ke apa saja yang nantinya bisa masuk ke tubuh Anda. Jika parasit ini masuk ke tubuh, hal ini akan mengarah ke toksoplasmosis.

Jika imun tubuh bagus, bisa melindungi Anda dari infeksi T. gondii. Namun, bila sistem kekebalan lemah dapat terserang dengan gejala seperti flu.

Para ahli menduga, toksoplasmosis dapat juga memengaruhi pikiran terutama bila terinfeksi pada anak-anak. Penelitian terbaru menegaskan keterkaitan hal tersebut. Bila saat anak-anak terinfeksi T. gondii kemudian sembuh, parasit ini tetap dapat hidup kembali.

Selain itu, orang yang ketika kecil terinfeksi T. gondii berpotensi terkena skizofrenia dan kesehatan mental lain seperti gangguan bipolar, kecanduan ketika dewasa seperti yang diterbitkan dalam jurnal medis Acta Psychiatrica Scandinavica, dilansir Good Housekeeping, Rabu (10/6/2015).

 

Baca juga:

Trik Antialergi Buat si Penggemar Kucing

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini