Sukses

Ada Risiko Hipertensi dan Jantung di Minuman Kaleng?

Bahan kimia bisphenol A (BPA) yang terdapat pada minuman kaleng dapat menyebabkan hipertensi dan masalah denyut jantung.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru, yang diterbitkan jurnal American Heart Association mengungkapkan bahan kimia bisphenol A (BPA) yang terdapat pada minuman kaleng dapat menyebabkan hipertensi dan masalah denyut jantung.

Seperti diwartakan Newser, Senin (15/12/2014), peneliti di Korea Selatan itu melibatkan 60 orang dewasa di atas usia 60 tahun ini mencoba melihat efek dari susu kedelai yang dikemas dalam botol kaca dan kaleng.

"Tes urine menunjukkan bahwa mereka yang minum dari kaleng memiliki tingkat BPA hingga 1.600 persen lebih tinggi daripada mereka yang minum dari botol kaca. Terlebih lagi, hal ini menyebabkan tekanan darah meningkat secara signifikan dalam kaleng dalam hitungan jam," tulis laporan Eureka Alert.

Di sisi lain, ahli BPA yang juga profesor di Harvard Medical School, Dr Karin B. Michels mengatakan, peningkatan tekanan darah mungkin tidak berbahaya namun temuan ini menunjukkan kalau orang yang mengonsumsi minuman kaleng terus menerus dapat berisiko hipertensi.

"Sekitar 30 persen orang dewasa memiliki hipertensi, dan terkena paparan BPA di mana-mana. Saya rasa ini adalah studi yang sangat menarik dan menambah kewaspadaan tentang bisphenol A," kata Dr Michels.

BPA sendiri, kata dia, telah digunakan sejak 1960-an untuk membuat produk sehari-hari yang tak terhitung jumlahnya seperti botol plastik, wadah makanan, lensa kontak, dan cangkir bahkan botol bayi.

Masalahnya, terlalu sering terpapar bahan kimia ini bisa mengganggu endokrin yang dapat meniru estrogen sehingga memicu kanker. Pada 2010, pemerintah Kanada secara resmi menyatakan BPA zat beracun dan dilarang untuk semua produk anak-anak. Namun pada 2012, aturan tersebut dihapus dan bahan kimia BPA kembali bisa digunakan dalam botol bayi dan cangkir minum anak-anak. 

"Tidak semua orang yakin bahwa BPA menimbulkan risiko bagi konsumen. The American Chemistry Council, sebuah kelompok perdagangan industri, mengatakan BPA aman dan menentang usulan legislatif federal dan negara untuk melarang itu. Mereka beranggapan, BPA telah melalui uji klinis terkontrol," ujarnya, ditulis NYtimes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.