Sukses

Botulisme, Akibat Makanan yang Terkontaminasi Bakteri

Botulisme disebabkan oleh makanan-makanan yang terkontaminasi dengan toksin botulinum.

Liputan6.com, Jakarta Botulisme disebabkan oleh makanan-makanan yang terkontaminasi dengan toksin botulinum. Dilansir dari NHS Choice, Jumat (4/7/2014), toksin botulinum dihasilkan dari bakteri Clostridium Botulinum yang akan menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini termasuk langka dan tidak menular.


Deskripsi


Botulisme adalah suatu penyakit langka yang jarang sekali berpotensi fatal. Penyakit ini disebabkan oleh racun yang berasal dari bakteri Clostridium Botulinum. Racun dihasilkan oleh bakteri Clostridium Botulinum adalah racun yang menyerang sistem saraf (saraf, otak, dan sumsum tulang belakang) dan dapat menyebabkan kelumpuhan (kelemahan otot) yang secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh dari kepala hingga kaki.


Botulisme disebabkan oleh baktri Clositridium botilinum, yang ditemukan di tanah, debu, atu sungai. Bakteri ini tidak berbahaya tapi dapat menghasilkan racun ketika mereka kekurangan oksigen.


Ada tiga jenis utama dari penyakit Botulisme, yaitu:


1. Food-borne botulism, terjadi ketika seseorang memakan makanan yang terkontaminasi dengan tanah yang terinfeksi
2. Wound botulism, dapat terjadi ketika luka terinfeksi dengan bakteri Clostridium Botulinum, biasanya disebabkan oleh suntikan obat-obatan terlarang yang terkontaminasi dengan bakteri seperti heroin kedalam otot atau pembuluh darah
3. Infant botulism, terjadi apabila bayi mencerna spora dari bakteri Clostridium Botulinum dari tanah atau makanan yang telah terkontaminasi


Gejala


Food-borne Botulism
Pada food-borne botulism, biasanya membutuhkan waktu 12-36 jam untuk berkembang setelah makanan terkontaminasi, meskipun dapat memakan waktu sedikitnya 6-8 hari, terkadang tanda pertama adalah gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan keram pada perut.


Wound Botulism
Wound botulism sering terjadi akibat dari penyuntikan obat-obatan terlarang. Sebagian besar dari mereka yang terkena dampak menyuntikkan obat beberapa kali. Pada beberapa kasus, daerah sekitar luka yang terinfeksi akan meradang (merah dan bengkak).


Kedua jenis botulisme tersebut adalah gejala awal yang akan menimbulkan gejala lain yaitu gejala neurologis seperti :


· Masalah penglihatan; penglihatan kabur, penglihatan ganda dan kelopak mata kendur
· Kesulitan menelan (disfagia) dan mulut kering
· Kesulitan berbicara (dysarthria), seperti cadel
· Wajah kelemahan, diikuti dengan kelumpuhan yang secara bertahap menyebar ke tubuh, lengan, dada dan kaki
· Kesulitan bernapas dan menyebabkan kegagalan pernapasan bahkan kematian
· Demam


Infant Botulism
Gejala yang ditimbulkan pada Infant Botulism disebabkan oleh racun yang memengaruhi sistem saraf, tetapi sedikit berbeda dengan food-borne dan wound botalism. Gejala yang ditmbulkan dari Infant botalism biasnya adalah sembelit, tapi ada beberapa gejala lainnya yang berkaitan denagn neurologis, seperti:


· Suara yang lemah
· Ketidak mampuan menghisap, sulit makan
· Kelelahan
· Mudah marah
· Kelopak mata terkulai
· Kepala, leher dan anggota badan yang tidak kaku


Penyebab


Botulisme disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum yang ditemukan di tanah, debu dan sungai. Clostridium botulinum dapat memprodiduksi tujuh jenis racun yang diklasifikasikan sebagai tipe A-G. Tipe A,B,E dan F beracun bagi manusia, tipe F an B paling beracun.


Racun-racun ini menghentikan sel-sel saraf melepaskan zat kimia yang disebut asetilkolin yang dapat menyebabkan kelumpuhan secara bertahap dan akan memburuk hingga fatal jika tidak ditangani.


Food-borne botulism

Pada jenis ini, botulisme terjadi ketika makanan terkontaminasi dengan tanah yang terinfeksi. Terjadi pada makanan kaleng yang diawetkan atau dimasak. Setiap bakteri Clostridium botulinum yang terdapat pada makanan akan beracun jika dimakan. Hal tersebut terjadi karena kesalahan selama proses pengolahan makanan atau penyimpanan.


Wound botulism


Wound botulism terjadi ketika luka yang terinfeksi dengan bakteri Clostridium botulinum. Kebanyakan kasus disebabkan oleh suntikan obat ke pembuluh darah tapi beberapa pengguna lebih memilik untuk menyuntikkan ke otot untuk menyamarkan tanda-tanda akibat penyalahgunaan heroin sebelumnya. Penyuntikan tersebut menyebabkan dapat menyediakan tempat untuk bakteri Clostridium botulinum lebih berkembang dan menyebarkan racun yang menyebabkan penyakit semakin parah.


Infant botulism


Botulisme jenis ini terjadi ketika bayi mencerna spora dari bakteri Clostridium botulinum , spora tersebut akan jalan ke pencernaan (usus) dan akan mulai menghasilkan racun. Bakteri ini tidak berbahaya bagi anak-anak atau dewasa, tetapi sekitar umur bayi tahun. Madu dan sirup jagung telah diketahui dapat menyebabkan beberapa kasus botulisme pada bayi.


Pengobatan


Pengobatan untuk botulisme trgantung pada jenis yang dimiliki, pada umumnya perlu adanya perawatan di rumah sakit seperti terapi dan pemberian antitoksin. Karena jika tidak ditangani dengan cepat, kemungkinan akan berakibat fatal. Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya memungkinkan untuk menghentikan racun yang mengibatkan kelumpuhan (kelemahan otot), meskipun membutuhkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk pulih total.


Jika terjadi pada bayi, biasanya diobati secara efektif dengan menggunakan obat yang disebut immunoglobulin botulinum atau disebut juga dengan BabyBIG. Bayi biasanya akan merespon dengan cepat dan akan meninggalkan rumah sakit selama beberapa minggu dan sebagian besar pulih total. (Rima Wahyuningrum/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini