Sukses

Mendekati Puncak Haji, Jemaah Diminta Jaga Kesehatan

Mendekati puncak haji, jemaah diminta mengurangi aktivitas yang tidak perlu. Termasuk pergi belanja hingga umrah sunah yang terlalu banyak hingga menguras tenaga.

Liputan6.com, Jakarta - Mendekati puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna, jemaah haji diminta menjaga kesehatan. Jemaah diminta mengurangi aktivitas yang menguras tenaga.

"Kami dari tim Linjam (pelayanan jemaah) mengimbau jemaah haji karena waktu sudah semakin dekat dengan puncak haji Armuzna, pertama yang perlu saya tekankan, tetap jaga kesehatan. Karena kesehatan sangat penting dalam haji ini," ujar Kepala Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Makkah Linjam Muftil Umam di Kantor Daker Makkah, Rabu (29/6/2022).

Dia juga meminta jemaah mengurangi aktivitas yang tidak perlu. Termasuk di antaranya pergi belanja hingga umrah sunah yang terlalu banyak hingga menguras tenaga, sebab akan berpengaruh ke ibadah haji di Armuzna.

Umam pun menyesalkan ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang menargetkan jemaah calon haji bisa umrah tujuh hingga delapan kali. Sebab hal tersebut akan menjadi beban bagi jemaah dalam kondisi kurang sehat kalau dipaksakan, sedangkan sebentar lagi akan dilaksanakan puncak haji.

"Ini yang perlu kita antisipasi sehingga jemaah tidak merasakan kelelahan sebelum puncak haji," kata dia.

"Yang lainnya tetap jaga kekompakan kebersamaan satu dengan lainnya, manfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah di hotel termasuk juga jangan sampai memanfaatkan alat alat listrik yang menjadikan kebakaran," ucap Umam.

Umam menuturkan, sempat ada jemaah yang memasang tali jemuran di tempat alarm. Ketika alarm tersentuh berbunyi mengakibatkan ada semprotan air sehingga kamar jemaah basah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Bawa Uang Banyak

Jemaah calon haji juga diimbau tidak membawa uang berlebih di dalam tas saat beribadah di Masjidil Haram. Sebab, akan riskan bila misalnya tas yang dibawa jemaah hilang.

"Jangan bawa banyak uang di Masjidil Haram. Kadang-kadang jemaah taruh sesuatu di tas. Ada Alquran, dia mau wudu kadang-kadang tas dilepas, dan dia selesai wudu lupa. Ini bisa terjadi," ujar Umam.

Dia meminta jemaah membawa uang secukupnya sesuai kebutuhan bila beribadah di Masjidil Haram.

Sementara itu, seorang jemaah calon haji bernama Nisa Khoirunisa meneteskan air mata. Dia tak kuasa menahan tangis melihat Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi untuk pertama kalinya.

Jemaah calon haji asal Garut, Jawa Barat ini pun bersyukur bisa mencapai tanah suci untuk beribadah haji.

"Pertama melihat Ka'bah saya menangis terharu dan pertama kali saya ke sini langsung ingat sama emak. Karena kata-kata emak ya, alhamdulillah saya di sini ibadah dengan tenang, bisa umrah sudah 4 kali," kata Anisa di Masjidil Haram kepada petugas MCH beberapa waktu lalu.

Anisa mengatakan, bisa sampai ke tanah suci lantaran doa orangtua dan keluarga. Oleh karena itu, dia berdoa agar ke depannya bisa kembali ke beribadah ke Tanah Suci bersama mereka.

Dia pun mengaku mulai merindukan orangtua dan anak-anaknya. "Buat keluarga terima kasih buat semua doa. Alhamdulillah saya dan suami kuat menjalankan ibadah di sini, sampai titik ini," kata Anisa.

3 dari 3 halaman

Penantian 10 Tahun

Jemaah lainnya, Deni Iqbal Samsori asal Garut juga mengaku sangat bahagia bisa berangkat haji pada tahun ini. Dia menunggu 10 tahun ditambah tertahan dua tahun karena Covid-19.

"Alhamdulillah bersyukur sekali kepada Allah SWT bisa berangkat ke sini. Bahagia sekali soalnya dari sekian juta dari Indonesia hanya sebagian bisa datang ke sini, sangat terharu sekali," kata Deni.

Apa doa yang paling ingin dipanjatkan? Dia ingin bisa datang ke Makkah bersama keluarga.

"Ingat sama anak, orangtua, mertua dan sanak saudara, ingin sama-sama ke sini apalagi ke Makkah al Mukarramah bisa haji bersama-sama soalnya sekarang kalau daftar nunggu agak lama," jelas Deni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.