Sukses

76.421 Jemaah Calon Haji Indonesia Tiba di Saudi per 27 Juni 2022

Jumlah 76.421 jemaah calon haji tersebut merupakan akumulasi dari jemaah yang mendarat di Madinah/Gelombang l dan Jeddah/Gelombang ll.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 76.421 jemaah calon haji reguler tiba di Arab Saudi. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jemaah yang mendarat di Madinah/Gelombang l dan Jeddah/Gelombang ll.

Demikian berdasarkan laporan harian Kantor Urusan Haji per 27 Juni 2022 malam.

Laporan yang diterima pada Selasa (28/6/2022) menyebutkan, 45.537 jemaah calon haji yang berangkat pada gelombang pertama dan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, sudah diberangkatkan semuanya dari Madinah menuju Makkah.

Lima kloter terakhir yang diberangkatkan dari Madinah pada 27 Juni 2022 sudah tiba di Makkah.

Sementara itu, kedatangan jemaah haji Indonesia ke Makkah mulai hari ini, seluruhnya berangkat dari Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) telah mengecek persiapan ibadah haji di Arafah, Musdalifah, dan Mina pada tahun 2022. Sekjen Kemenag menyatakan, persiapan berjalan berjalan cukup baik namun tetep butuh pengecekan 1 hingga 2 kali lagi.

"Kalau tahun lalu, tanggal segini itu belum apa apa, masih berupa tumpukan material belum sampai pada pemasangan. Tapi pada hari ini, ternyata sudah siap, bahkan AC nya sudah siap semua. Sehingga ini saya yakin insyaallah ini bisa lebih jauh lebih nyaman dari pada tahun lalu," kata Nizar saat menyambangi Arafah dan Mina, Minggu (27/6/2022).

Nizar menjelaskan, ada peningkatan untuk tenda jemaah haji di Arafah dan Mina. Bila dulu listrik pakai genset sekarang pakai langsung ke sumber aliran listrik atau semacam PLN.

"Kedua, AC itu di setiap tenda ada empat, sekarang enam. Jadi saya rasa perlu diatur. Ini nanti malam kedinginan kalau ini dinyalakan semua. Sehingga tergantung teknisi yang atur kesiapan," terang dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bus Shawalat Akan Berhenti Operasi, Jemaah Diminta Jaga Kesehatan untuk Persiapan Haji

Operasional layanan angkutan bus shalawat di Makkah dihentikan sementara saat puncak ibadah Haji 2022.

Pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini Naqobah yaitu penyedia layanan transportasi di Arab Saudi akan menarik bus di Makkah dan dijadikan kendaraan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

"Seluruh bus yang ada di bawah naungan Naqobah itu ditarik menuju pul Muzdalifah untuk persiapan angkutan Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina) mulai 7 Zulhijah untuk Tarwiyahnya dan 8 Zulhijah untuk Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina) nya yang tidak mengambil tarwiyah seperti itu," ujar Kasi Transportasi Asep Subhana di Daker Makkah, Senin (27/6/2022).

Asep mengaku pihaknya sudah membuat imbauan dan pengumuman soal penghentian sementara operasional bus shawalat. Informasi juga ditempel di sebagian bus-bus shalawat untuk jemaah haji.

"Bahwa mulai tanggal 5 Zulhijah dengan adanya penghentian sementara, maka jemaah diharapkan menjaga kondisi kesehatannya untuk persiapan puncak haji dan shalat 5 waktu di masjid-masjid sekitar hotel ataupun mushala-mushala atau masjid yang disediakan oleh pihak hotel," tutur Asep.

Namun demikian, untuk jemaah yang datang ke Makkah pada 5 Zulhijah, maka akan tetap dilayani dan disiapkan kendaraan untuk umrah perdana atau umrah qudum. "Kita siapkan khusus jemaah yang datang pada tanggal 5 Zulhijah, yang datang dari Jeddah," kata Asep.

Dia menjelaskan, penghentian sementara operasional bus shawalat ini rencananya dimulai 5 Zulhijah sampai 13 Zulhijah. Kalau diizinkan oleh pemerintah Saudi untuk kembali beroperasi, maka pada tanggal 14, bus shalawat sudah bisa mulai melayani jemaah di Makkah.

"Tahun-tahun sebelumnya memang kadang-kadang ada rute atau wilayah yang belum dibuka itu wilayah Mahbas Jin, itu bisa sampai 2-3 hari tanggal 15-16 Dzulhijjah baru dibuka. Namun kita optimis tahun ini karena kita lihat lalu lintas di Kota Makkah ini lengang ya tidak terlalu padat seperti haji tahun sebelumnya maka kita optimis penutupan pada tanggal 5-13 Zulhijah sesuai yang kita rencanakan akan beroperasi kembali pada tanggal 14 Zulhijah," terang Asep.

Asep menambahkan, pihaknya sudah membuat skenario beberapa skema penjemputan jemaah dari hotel menuju Arafah. Begitu juga dari Arafah ke Muzdalifah, kemudian Muzdalifah menuju Mina, hingga Mina menuju Makkah.

3 dari 4 halaman

Jemaah Berhalangan Umrah Wajib karena Haid atau Sakit? Ini Solusinya

Sebagian jemaah belum bisa melaksanakan umrah wajib setibanya di Makkah. Ada dua kategori jemaah haji yang kemungkinan berhalangan melaksanakan umrah wajib, yaitu perempuan yang sedang haid dan jemaah (laki-laki atau perempuan) yang sedang sakit.

Juru Bicara Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin mengatakan, bagi jemaah perempuan yang berhalangan umrah wajib karena haid, dapat memperhatikan tiga hal berikut. Pertama, menunggu sampai masa haidnya selesai, lalu mandi wajib dan melaksanakan umrah wajib.

"Jika sampai mendekati masa wukuf halangannya belum selesai, agar minum obat sesuai petunjuk dokter untuk menghentikan haidnya. Jika sudah bersih, melakukan mandi wajib dan melaksanakan umrah wajib," ujar Fauzin saat memberikan keterangan pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (26/6/2022).

"Jika langkah minum obat tidak memungkinkan dan waktu segera tiba, dapat mengubah niatnya dari haji Tamattu’ menjadi haji Ifrad, yaitu mengerjakan haji tanpa melaksanakan umrah," sambung Fauzin yang juga Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi.

4 dari 4 halaman

Bagaimana Bila Sakit?

Lantas, bagaimana jika halangannya adalah sakit? Fauzin menjelaskan tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, menunggu sampai sembuh, berkonsultasi dengan dokter PPIH Kloter guna memastikan kesehatannya untuk melaksanakan umrah wajib.

Kedua, jika sampai saat wukuf belum sembuh, pemerintah akan men-safariwukuf-kan seluruh jemaah yang sakit yang dapat dibawa ke Arafah untuk wukuf. Rukun thawaf ifadhah-nya juga dibadalkan/diwakilkan oleh petugas atau jemaah lain.

"Jika kondisi sakitnya tidak memungkinkan di-safariwukuf-kan, jemaah tersebut masuk dalam kategori jemaah yang dibadalhajikan oleh pemerintah," jelas dia.

Pemerintah, lanjut Fauzin, mengimbau jemaah yang terhalang umrah wajibnya untuk segera melakukan konsultasi dengan PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi bidang Bimbingan Ibadah. PPIH Bidang Bimbingan Ibadah juga segera melakukan identifikasi dan sosialisasi ke jemaah.

"Pemerintah berharap seluruh jemaah tuntas dalam melaksanakan rangkaian ibadahnya dan bagi yang terhalang karena suatu sebab dapat diberikan solusinya serta terlaksana dengan baik dan tertib," tandas Fauzin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.