Sukses

Gelang Haji, Si Penyimpan Informasi Jemaah RI di Tanah Suci

PPIH menyatakan, gelang identitas sudah ada sejak lama, serta telah menjadi ciri khas jemaah dan petugas haji Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji asal Indonesia memiliki kekhasan dibanding jemaah dari negara lain pada keberangkatan ibadah haji 2022. Mereka dibekali dengan gelang berbahan logam.

Gelang tersebut menyimpan banyak informasi. Sebab, pada gelang buatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia itu, ada lambang bendera merah putih, dan ada tulisan Arab yang artinya Jemaah Haji Indonesia.

Selain itu, ada keterangan sebagai jemaah kloter atupun non kloter. Ada juga keterangan nomor paspor dan nama jemaah yang ditulis langsung di logam dengan cara digrafir atau diukir.

Sekretaris Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M Noer Alya Fitra, mengatakan, gelang identitas sudah ada sejak lama, serta telah menjadi ciri khas jemaah dan petugas haji Indonesia. Negara lain tidak ada yang menggunakan gelang logam.

"Gelang yang dipakai jemaah itu berisi identitasnya. Karena kita ketahui kebanyakan jemaah kita dari daerah dan pelosok, sehingga untuk memegang dokumen selain yang menempel di dirinya itu bisa jadi hilang, lupa, atau terselip," ujar M Noer kepada tim Media Center Haji (MCH) di Kantor Urusan Haji Konsulat Jenderal (KUH KJRI) Jeddah, Sabtu 26 Juni 2022.

Dia menjelaskan, gelang jemaah haji terbuat dari logam agar tetap awet walaupun terkena air, cahaya, dan kepanasan. Sehingga gelang tetap dipakai dan jemaah lebih mudah dikenali.

"Contoh jemaah meninggal karena mungkin suatu hal itu, kita gampang menganalisisnya dengan melihat gelangnya. Digelang itu tercantum nama, nomor pasport, nomor kloter dan bendera Indonesia," kata M Noer.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mudahkan Dikenali

Gelang juga memudahkan pemerintah Arab Saudi mengenali ketika melihat nomor pasport di gelang. Sebab, bisa langsung dicek pada sistem mereka dan akan langsung keluar nama jemaah yang bersangkutan.

Nafit mengungkap, gelang dibuat dengan sistem bisa mengunci, agar tidak bisa lepas dari tangan jemaah saat terjadi hal-hal darurat. Sebab, lanjutnya lagi, hal ini belajar dari kejadian di Mina pada tahun 2015 silam, banyak korban yang gelangnya terlepas dan sulit diidentifikasi.

"Maka setelah tahun 2016 dibuat gelang yang lebih baik, yang ada kuncinya. Diberi pengait untuk lebih menjamin gelang itu tidak lepas ketika ada guncangan-guncangan dan sebagainya," pungkas alumni Fakultas Ekonomi ini.

 

3 dari 3 halaman

Tak Boleh Bertukar Gelang

Kemenag diketahui membekali jemaah dan petugas haji 2022 dengan gelang identitas sejak penyelenggaraan haji 1995. Gelang identitas ini menjadi ciri khas jemaah dan petugas haji Indonesia yang kini ditiru negara-negara lain.

"Jangan sampai tertukar dengan siapa pun, dan tidak diperbolehkan saling bertukar gelang identitas," kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat Ahmad Fauzin, Jumat 10 Juni 2022.

Menurut dia, gelang identitas itu memuat sejumlah informasi penting terkait jemaah. Ada enam kolom dalam gelang tersebut. Kolom pertama, berisi keterangan asal Embarkasi dan tahun keberangkatan. Misal, JKS 1443H.

"Artinya, jemaah asal Embarkasi Jakarta-Bekasi yang berangkat pada tahun 1443 H," kata dia.

Kolom kedua berisi nomor kloter. Misal, tertulis kloter 12. Kolom ketiga, memuat keterangan nomor paspor jemaah. Kolom keempat, tulisan jemaah haji Indonesia dalam Bahasa arab al hajjul Indonesiyyi. Kolom kelima berisi nama jemaah atau petugas sesuai nama di buku paspor.

Kemudian kolom terakhir berisi bendera Indonesia Merah Putih sekaligus sebagai penanda jemaah atau petugas asal Indonesia.

"Gelang tersebut terbukti sangat memudahkan berbagai pihak untuk mengidentifikasi jemaah ketika terpisah, lupa arah jalan ke pemondokan, dan lain-lain," tegas Fauzin yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.