Sukses

Ganggu Jemaah di Bandara Jeddah, KUH Minta Penjual Kartu Perdana Lokal Ditertibkan

Para penjual kartu perdana di Bandara Jeddah itu dinilai menghambat para jemaah calon haji yang baru sampai di bandara.

Liputan6.com, Makkah - Maraknya penjual kartu perdana telepon selular di King Abdulaziz International Airport, Jeddah, Arab Saudi dianggap sudah meresahkan. Mereka dinilai menghambat para jemaah calon haji yang baru sampai di bandara tersebut.

Sebab, pada saat yang sama, jemaah calon haji mesti beristirahat sejenak, menunaikan salat sunat ihram, membenahi ihram hingga membaca ihram. Apalagi, kadang prosesnya dilakukan dengan pemaksaan.

Cara mereka menjual kartu perdana pun terkadang agak memaksa jemaah. Misalnya, ketika jemaah enggan memberikan nomor paspor, terkadang tangannya ditarik. Tujuannya supaya mereka bisa melihat nomor paspor jemaah dari gelang maupun tas.

Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) Nasrullah Jasam mengatakan, pihaknya sudah bersurat ke Dirjen Kementerian Haji dan Umroh pemerintah Arab Saudi cabang bandara di Jeddah. Inti suratnnya adalah permohonan untuk menertibkan dan mengatur penjualan kartu perdana di hall paviliun, yaitu mereka tetap diberikan akses, tapi jangan mengganggu.

Dia mengatakan, para penjual tersebut memang membantu jemaah haji, namun di sisi lain mereka juga mengganggu.

"Cuma ya pengaturannya perlu diperbaiki atau ada yang standby di hotel. Ada semacam booth ya nggak apa-apa, asalkan tidak mengganggu aktivitas jemaah. Apalagi kartunya kan gratis," ujar Nasrullah.

Berdasarkan pantauan tim Media Center Haji, Selasa 21 Juni 2022, mereka menunggu para jemaah di plaza, tempat transit para jemaah haji usai keluar dari terminal kedatangan dan sebelum menaiki bus menuju hotel.

Dengan baju berwarna-warni mereka berkerumum. Ketika jemaah memasuki plaza, mereka langsung menghampiri para jemaah. Sejatinya, kartu itu gratis. Namun, jemaah dimintai nomor paspor dan data biometrik sidik jari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Cegah Heat Stroke

Jemaah calon haji kembali diingatkan mengenai potensi serangan heat stroke atau sengatan panas. Hal ini mengingat cuaca di Arab Saudi mencapai 43 hingga 46 derajat celcius dengan tingkat kelembapan kurang dari 20 persen.

"Kondisi di Arab Saudi panas 42, 43, sampai 46 derajat dengan kelembaban yang kurang dari 20 persen, panas akan terasa menyengat di kulit, berpotensi menyebabkan terjadi heat stroke, sengatan panas yang sebabkan gangguan organ," kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran di kantor KKHI Makkah, Selasa (21/6/2022)..

Serangan panas tersebut, kata Imran, bisa dicegah sebelum terjadi. Dia menerangkan, sebelum terjadi heat stroke akan muncul gejala heat exhaustion yaitu kelelahan karena panas dengan gejala pusing dan mual.

"Nah itu gejala heat exhaustion, ketika sudah merasa pusing mual dianjurkan segera minum, siram kepala dengan air dingin. Ini untuk pulihkan segera untuk hentikan proses panasnya," kata Imran.

Dia menuturkan, air zam zam yang bisa digunakan dan diminum oleh jemaah di Masjidil Haram ada dua macam yaitu suhu dingin dan suhu normal. Air dengan suhu dingin bisa dipakai untuk mencuci muka, menyiram kepala, sedangkan air dengan suhu normal bisa untuk diminum.

"Sebelum heat stroke terjadi sudah mulai ada gejala pusing, segera siram kepala dengan air dingin. Kalau terpaksa keluar ruangan pada cuaca terik pakai payung," kata dia.

Imran menerangkan, heat stroke bisa ditandai dengan jemaah sudah mulai kehilangan kesadaran dan sudah mulai lupa.

"Ini tanda awal heat stroke. Pertolongan pertama siram dengan air dingin terutama bagian yang keluarkan panas banyak seperti di ketiak, selangkangan di kompres dengan air dingin, ketika pasien pingsan guyur seluruh badan dengan air dingin," kata dia.

Kemudian, bila penanganan awal sudah selesai dengan air dingin, segera dibawa ke dokter untuk proses penanganan lebih lanjut.

"Teman teman MCH kalau liputan tidak masalah siram saja basah, 10 menit kemudian kering," tandas Imran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.