Sukses

Kronologi Pesawat Garuda Pengangkut Jemaah Haji Putar Balik

Kru pesawat Garuda Indonesia memutuskan untuk kembali ke bandara asal demi menjamin keselamatan jemaah haji.

Liputan6.com, Madinah - Pesawat Garuda Indonesia pengangkut 455 jemaah haji Indonesia asal kloter Ujung Pandang (UPG) 14 mengalami masalah teknis. Kondisi ini membuat pesawat harus kembali ke bandara asal Sultan Hasanudin, Makassar usai terbang 2 jam.

Rencananya pesawat tersebut mengantarkan jemaah haji menuju Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz di Madinah.

Mengacu laporan Maskapai Garuda Airlines yang diterima Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, pesawat tipe Boeing 747-400 itu mengalami kerusakan hidrolic leaking oil (nose gear) di bagian roda.

Kepala Seksi Kedatangan dan Keberangkatan Daker Bandara PPIH Arab Saudi, Cecep Nursyamsi mengakui kondisi ini baru pertama kali terjadi. 

"Ini tidak membahayakan, tapi karena mempertimbangkan keselamatan penumpang, maka diputuskan kembali ke embarkasi keberangkatan," kata dia di Madinah, Rabu (17/7/2019).

Dia menceritakan, pesawat awalnya terbang (take off ) dari Bandara Sultan Hasanudin Makassar sekitar pukul 19.00 Wita. Namun usai dua jam terbang, baru diketahui adanya gangguan teknis di bagian roda pesawat.

Kru pesawat kemudian menginformasikan kepada jemaah jika pesawat akan putar balik ke Makasar. Pesawat mendarat di Bandara Makassar sekitar pukul 02.30 Wita. Jemaah haji kemudian diminta turun dan masuk ke ruang tunggu.

"Jemaah ditempatkan di gate internasional selama menunggu proses penanganan GA 1114 untuk laik terbang," tambahnya.

Pergantian pesawat pun tidak dilakukan karena diprediksi hal ini justru akan membuat jemaah lebih lama menunggu. "Karena bisa jadi pesawat cadangan ada di lokasi lain," jelas dia.

Sekitar dua jam lamanya pesawat menjalani pemeriksaan dan perbaikan. Saat dipastikan pesawat dalam kondisi baik, jemaah kembali diminta masuk ke dalam pesawat untuk berangkat menuju Madinah.

"Sekitar pukul 06.00 Wita, pesawat kembali diterbangkan. Dan sudah sampai di Madinah pukul 11.28 waktu Arab Saudi dengan selamat," ungkap dia.

Dia memastikan peristiwa tersebut tidak mengganggu jadwal keberangkatan jamaah haji dari kloter atau embarkasi lain dari Tanah Air ke Tanah Suci. Persiapan hanya dilakukan petugas yang menyambut jemaah haji di Bandara Madinah.            

Dia menuturkan, sesuai aturan penumpang pesawat mendapatkan kompensasi bila penerbangannya mengalami keterlambatan. Sesuai kontrak pada penerbangan haji, maskapai harus memberikan makanan ringan jika keterlambatan mencapai  4 sampai 6 jam. "Jika lebih dari 6 jam, menyiapkan akomodasi dan makan," dia menandaskan.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usai Terbang 2 Jam, Pesawat Garuda Pengangkut Jemaah Haji Putar Balik

Kedatangan 455 jemaah haji Indonesia asal kloter Ujung Pandang (UPG) 14 mengalami keterlambatan di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Madinah. 

Ini karena pesawat milik maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA1114 tersebut mengalami masalah teknis sehingga harus kembali ke bandara asal Sultan Hasanudin, Makassar.

Ini seperti diungkapkan Kepala Daerah Kerja Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Jauhari, Rabu (17/7/2019).

Pesawat itu, berangkat pada pukul 19.00 waktu setempat, Selasa (16/7) dan baru diberangkatkan lagi pada pukul 06.00, Rabu (17/7).

"Sesuai laporan, pesawat sudah sempat terbang, karena ada alasan teknis sehingga kembali lagi dan baru diterbangkan 10 jam kemudian," kata Jauhari.

Berdasarkan data di situs penerbangan Flight Aware, pesawat Boeing 747-400 tersebut sudah terbang selama sekitar 2 jam sebelum memutuskan putar balik.

Total pesawat itu sudah mengudara 4 jam hingga kembali lagi ke bandara Sultan Hasanuddin.

Garuda Indonesia telah menginformasikan keterlambatan tersebut kepada tim PPIH di bandara Madinah dalam surat resminya. Pesawat yang seharusnya tiba pukul 01.15 waktu Saudi, molor menjadi pukul 11.25 waktu Saudi.

"Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan akibat keterlambatan penerbangan ini," kata Garuda Indonesia.

Jauhari mengatakan, keterlambatan penerbangan ini berdampak pada penyediaan akomodasi dan katering jemaah kloter UPG 14. Koordinasi terkait perubahan tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak terkait sehingga tidak berdampak buruk bagi ibadah jemaah.

Dari sisi katering misalnya, jika tidak dilakukan koordinasi maka makanan akan terlanjur disediakan padahal jemaah telat datang. Makanan tersebut tidak akan layak konsumsi. Untuk akomodasi, keterlambatan akan berdampak pada waktu penyewaan hotel.

"Layanan akomodasi basisnya adalah kedatangan. Jika mengacu pada jadwal awal, tentu check outnya juga lebih cepat. Maka kami mengantisipasi berupa reploting agar hak jemaah untuk melaksanakan arbain terpenuhi," kata Jauhari.

Tonton Video Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.