Sukses

Jemaah Haji Boleh Bawa Kursi Roda ke Tanah Suci

Tak perlu khawatir, kursi roda tersebut akan dibawa ke masing-masing hotel jemaah di Madinah, ketika tiba di bandara.

Liputan6.com, Madinah - Jemaah haji Indonesia yang tak memiliki kemampuan fisik secara maksimal diperbolehkan membawa alat bantu seperti kursi roda atau tongkat ke Tanah Suci. Peralatan tersebt demi memudahkan pelaksanaan ibadahnya di Tanah Suci.

Tak perlu khawatir, kursi roda tersebut akan dibawa ke masing-masing hotel jemaah di Madinah, ketika tiba di bandara.

Ini diungkapkan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Arsyad Hidayat di Madinah, seperti dikutip Rabu (17/7/2019).

"Saya kira tidak ada masalah jemaah membawa alat bantu seperti wheel chair, tongkat ke pesawat karena tak semua jemaah dalam kondisi sehat dan ada yang berumur tua," ujar dia.

Bahkan, dia berharap jika jemaah ikut menyertakan identitas seperti nama, bendera, asal kelompok terbang (kloter). Jika perlu ikut menambahkan foto. Keberadaan identitas demi memudahkan petugas haji mencari dan mengembalikannya alat bantu tersebut ke jemaah haji.

Dia mengakui pada awal kedatangan jemaah haji di Madinah, kursi roda jemaah sempat terselip, dan ditemukan pada lokasi lost and found di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz.

Namun kini masalah tersebut sudah teratasi, karena adanya penempatan petugas di bandara.

"Alat bantu diarahkan masuk melalui gate internasional sehingga tas koper sudah selesai dan masuk truk tapi kursi roda malah belum. Makanya kami petugas PPIH bandara, menempatkan ada petugas khusus memonitor barang wheel chair dan tongkat," jelas dia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jemaah Haji Gelombang Dua Mulai Tiba di Jeddah pada 20 Juli

Jemaah haji Indonesia gelombang kedua akan tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada 20 Juli 2019. Jumlah jemaah yang tiba mencapai 50 persen dari total kuota haji tahun ini sebanyak 231 ribu orang.

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Arsyad Hidayat pada hari ini akan memeriksa langsung kesiapan layanan kedatangan jemaah haji di Jeddah.

"Saya ingin cek sarana dan prasarana, layanan seperti katering karena jemaah yang tiba di Bandara King Abdul Aziz akan dapat makan," jelas dia di Madinah, Selasa (16/7/2019).

Selain itu, dia akan berkomunikasi dengan pihak ukala, unit di bawah Pemerintahan Arab Saudi, yang memiliki kewenangan dalam penyambutan kedatangan jemaah haji. Serta kesiapan layanan bagasi jemaah.

Kedatangan jemaah haji di Bandara Jeddah dikatakan akan lebih ramai dibandingkan dengan Bandara di Madinah. Ini karena negara-negara lain dari Timur Tengah atau Asia, ikut mendaratkan jemaahnya di Bandara King Abdul Aziz.

"Sehingga kondisi jauh lebih ramai dan mengharuskan petugas lebih cekatan dan kerja sama harus jauh lebih baik. Kedatangan jemaah bisa bersamaan dalam satu gate dan jarak gate cukup jauh dibandingkan dengan Madinah," ungkap dia.

Tak hanya jemaah, petugas haji untuk layanan bandara akan ikut berpindah ke Jeddah, yang terbagi dalam dua kelompok. Pembagian karena masih tersisa beberapa kloter jemaah haji gelombang pertama yang datang melalui Bandara Prince Mohammed bin Abudl Aziz di Madinah.

"Ada tiga kloter pada dini hari dan pagi hari jemaah yang datang, sebab itu kita taruh petugas di bandara," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini