Sukses

Jemaah Haji Diimbau Banyak Minum Agar Terhindar Dehidrasi

Calon haji yang berada di Tanah Suci seringkali terkena dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh, oleh sebab itu pemerintah Indonesia menghimbau untuk selalu minum air.

Liputan6.com, Jakarta - Calon haji yang berada di Tanah Suci seringkali terkena dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Hal ini dikarenakan saat berada di tanah suci kondisi iklim dan cuacanya berbeda jauh dengan Indonesia.

Dilansir dari keterangan tertulis Kementerian Agama, dalam keterangan yang disampaikan dokter spesialis kejiwaan pada Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah Herlina Pohan, kasus calon haji terkena dehidrasi mengalami disorientasi.

"Berdasarkan data kasus yang dialami jemaah haji tahun lalu, banyak ditemui jemaah haji yang dirawat di KKHI karena mengalami disorientasi, semula disebabkan kurangnya cairan di dalam tubuhnya," jelas Herlina, Senin (15/7/2019).

Menurut Herlina, hal tersebut terjadi karena jemaah haji Indonesia memiliki kebiasaan minum yang cenderung rendah. Biasanya jemaah baru minum kalau merasa haus.

"Padahal di tanah suci, kita akan alami suhu tinggi dan kelembaban rendah, ini membuat kita jarang haus. Maka sebaiknya kita tetap minum sebelum haus," pesan Herlina.

Kebiasaan minum jemaah haji Indonesia yang baru minum saat haus, harus segera diubah ketika di Tanah Suci.

"Bila di tanah air, haus dapat jadi ciri bila tubuh kita kekurangan cairan. Karena kelembaban udara di sana tinggi. Tapi setibanya di tanah suci, sebaliknya. Kita jarang merasa haus karena kelembaban udaranya rendah," papar Herlina.

Selain itu KKHI memberikan terapi cairan terlebih dahulu bila menemukan calon jemaah yang terkena dehidrasi.

"Maka di KKHI, biasanya kita akan memberikan terapi cairan terlebih dahulu bila menemukan kondisi seperti itu. Kita berharap bila cairan tubuhnya cukup, maka kesadarannya pun akan pulih kembali," kata Herlina.

Hal ini yang membedakan ruang layanan rawat inap gangguan kejiwaan yang terdapat di KKHI Makkah dengan klinik pada umumnya di Tanah Air.

"Berbeda dengan di tanah air di mana klinik kejiwaan tidak menyertakan fasilitas infus pada bed nya, kalau di sini kita sediakan. Karena terapi yang pertama digunakan dengan memberikan cairan itu," kata Herlina.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerakan Minum Bersama

Pada pelepasan keberangkatan jemaah haji dan petugas asal Embarkasi Jakarta kloter JKS -01 bertolak ke Makkah dari Madinah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji, pada Senin (15/7/2019), Eka Jusuf kembali mencanangkan Gerakan Minum Air Bersama. Jemaah diingatkan tetap memperhatikan asupan cairan untuk menjaga kesehatan tubuh, sehingga ibadah haji bisa berjalan lancar.

"Saya meminta bapak dan ibu sering minum air. Sebab air yang berkurang akan menyebabkan gangguan metabolik, keseimbangan karena asupan mineral kurang sehingga seluruh penyakit muncul," ujar dia di Hotel Faeyrouz Al Khoir di Madinah.

Gerakan Minum Air Bersama dimulai dengan pemberian botol air kepada dua orang jemaah di dalam hotel. Turut mendampingi Kepala Sektor 2 Rusdi Umar dan Kepala Bidang Pembinaan Petugas Mahmudi Affan Rangkuti.

Dia mengaku senang sebab dari pantauannya di Masjid Nabawi, jemaah haji Indonesia sudah mulai memperhatikan anjuran untuk memakai perlengkapan perlindungan diri. Mulai dari masker, kaca mata maupun penutup kepala.

 

Reporter: Nabila Bilqis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.